PWMJATENG.COM, Semarang – Musim haji tahun 1445 Hijriah semakin dekat, dan jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, tengah bersiap-siap untuk menjalani ibadah suci di Tanah Suci Makkah.
Kementerian Agama (Kemenag) RI sebelumnya telah memberikan peringatan bahwa Arab Saudi sedang mengalami cuaca yang sangat panas. Suhu di Tanah Suci pada musim haji diperkirakan akan mencapai 40 derajat Celsius.
Musrifatul Uliyah, seorang Dosen dari Prodi D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, menegaskan pentingnya jemaah haji untuk waspada terhadap heatstroke.
“Di sana suhunya sangat tinggi, oleh karena itu kita harus benar-benar memperhatikan kondisi tubuh dan mempersiapkan segala kebutuhannya dengan baik,” ujarnya pada Jumat (10/5).
Menurut Musrifatul, yang paling penting adalah memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik, dengan cara mengonsumsi setidaknya dua liter air putih setiap hari.
“Kebutuhan akan cairan harus dijaga dengan baik. Secara umum, orang membutuhkan sekitar 2 liter air per hari agar tidak mengalami dehidrasi, terutama mengingat suhu yang tinggi di sana,” paparnya.
Baca juga, Menata Pikiran dan Gerakan dengan Membaca: Membangun Kader Muhammadiyah yang Bermutu
Selain itu, perlindungan terhadap kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV) juga penting. Musrifatul menyarankan untuk membawa kain lap basah untuk mengusap kulit tubuh dan selalu siapkan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari.
“Selain itu, pastikan stamina tubuh tetap terjaga, dan bawa juga vitamin yang cukup untuk menunjang kesehatan selama menjalani ibadah haji,” tambahnya.
Musrifatul juga menekankan pentingnya melakukan olahraga secara teratur agar tubuh tetap fit saat menjalani ibadah haji, mengingat bahwa haji juga melibatkan aktivitas fisik yang cukup intensif.
“Pastikan juga untuk menjaga kesehatan, terutama bagi lansia yang perlu memerhatikan kesehatannya secara khusus. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,” lanjutnya.
Heatstroke, atau yang dikenal sebagai sengatan panas, adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat lagi mengatur suhu tubuhnya karena terpapar panas yang ekstrem. Kondisi ini harus diwaspadai, dan jika ada tanda-tanda seperti pusing atau mual, segera cari pertolongan sebelum berakibat serius.
Editor : M Taufiq Ulinuha