Bersyukurlah dengan 3 Hal Ini!
Oleh : Ahmad Wahyudi, Lc.*
PWMJATENG.COM – Sejatinya nikmat yang Allah berikan kepada diri kita sangatlah banyak, mau dilihat dari segi manapun itu sangatlah banyak dan banyak. Sehingga tidak ada satupun dari kita yang bisa menghitungnya. Benarlah ayat yang berbunyi : “Jika kalian menghitung nikmat Allah maka kalian tidak akan pernah bisa menghitungnya.” (An Nahl : 18)
Jika menghitungnya saja tidak bisa bagaimana mungkin kita bisa mensyukuri sepenuhnya? Namun bila kita tak mampu untuk mensyukuri sepenuhnya, paling tidak kita bisa mensyukuri apa yang bisa kita syukuri.
Dengan begitu semoga kita tidak termasuk dalam kategori “sedikit orang yang mampu bersyukur”, sebagaimana termaktub dalam Surat Saba ayat 13 : “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.”
Coba bayangkan, jika ada seseorang yang punya jasa besar dalam hidup kita , pasti kita akan selalu mengingat-ingatnya, bahkan kita akan merasa punya utang budi padanya.
Jika terhadap sesama manusia yang sedikit berjasa (dan itu tidak sebanding dengan karunia Allah yang tak terhingga) kita selalu mengingatnya dan berusaha membalasnya, bagaimana mungkin dengan Allah yang memberi segalanya?
Tentu ada berbagai macam cara untuk membantu kita mensyukuri nikmat-Nya, disini penulis akan berbagi 3 hal saja :
Pertama, membandingkan dengan orang yang lebih berat ujiannya, atau lebih berat kondisi dunianya
Coba tengok orang-orang di sekeliling kita , pasti ada satu dua atau bahkan banyak dari mereka yang secara keduniawianya lebih rendah dan ujiannya lebih berat. Misal ada orang yang secara fisik tidak sempurna, maka saat kita melihatnya kita akan teringat nikmat sempurna yang ada pada diri kita, sehingga dengan itu lebih mudah bagi kita untuk bersyukur.
Contoh lain, jika ada orang yang secara ekonomi lebih susah , maka saat kita melihatnya, kita akan lebih banyak bersyukur karena Allah memberikan lebih pada diri kita. tentu saat kita membandingkan kondisi diri kita dengan mereka yang lebih rendah, bukan berarti bahwa kita bahagia di atas penderitaan orang lain, akan tetapi agar kita lebih sadar bahwa begitu banyak nikmat Allah yang diberikan pada kita. Karena model syukur seperti ini dianjurkan dalam sebuah hadis.
Baca juga, Keistimewaan Sedekah di Waktu Subuh: Signifikansi, Cara, dan Manfaat
Kedua, ada perkataan menarik : “Jika ingin mengetahui nikmat yang ada dalam diri kita sendiri, janganlah melihat nikmat orang lain”. Ini kebalikan dari yang pertama, yakni terkait orang yang secara duniawai lebih tinggi dari kita, lebih kaya, lebih sukses, maka cara melihat orang yang seperti ini adalah dengan sering-sering menutup mata dan jangan membandingkan nikmat yang mereka peroleh dengan nikmat kita sendiri agar kita tidak mudah mengeluh dan lebih mudah untuk bersyukur.
Dua acara ini sebagaimana yang di anjurkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : “Lihatlah orang yang ada di bawah kalian, jangan melihat seseorang yang ada di atas kalian, hal tersebut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian”
Ketiga, membandingkan diri kita yang sekarang dengan masa lalu.
Kalau kita tak mau membandingkan dengan orang lain baik mereka yang lebih rendah maupun lebih tinggi secara duniawi, maka kita bisa membandingkan diri kita yang sekarang dengan masa lalu. Coba lihat lagi ke belakang 5 – 10 tahun yang lalu. saat itu kita melihat diri kita seperti apa. Misal dari segi fisik kita sudah lebih subur, dari segi finansial, kita sudah bisa mandiri, menafkahi atau bahkan memberi, dari segi ilmu, relasi dan lain sebagainya, kemungkinan besar kita jauh lebih berkembang dibanding 5 – 10 tahun yang lalu.
Belum lagi jika kita merenungkan berbagai musibah atau masalah yang dulu kita hadapi, yang saat itu kita merasa berat sekali dan seakan-akan kita tidak mampu mengatasinya, tapi dengan berjalannya waktu ternyata Allah Swt. masih berkenan menyelesaikan semua masalah-masalah kita .
Mari kita memulai untuk merubah cara pandang kita dengan mensyukuri nikmat-nikmat-Nya melalui 3 titik tolak ini, semoga dengan itu kita lebih mudah untuk bersyukur.
*Pengurus Ma’had Imam Malik UMP
Editor : M Taufiq Ulinuha