MDMC Siapkan Jamaah Tangguh Bencana
BATANG – Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Wilayah Muhamammadiyah Jawa Tengah menggelar Rakerwil pada Jumat-Minggu (21-23/5), diikuti 200-an pimpinan LPB daerah dan wilayah. Pembukaan acara itu dihadiri Sekda Pemkab Batang Nasikhin, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jateng H.M. Yazid Jamil, Gembong P Nugroho dari BPBD Jateng, dan wakil dari berbagai instansi pemerintah di Kabupaten Batang.
Salah satu agenda dalam Rakerwil adalah seminar Jamaah Tangguh Bencana. Menghadirkan pembicara Budi Santosa dari LPB PP Muhammadiyah, Danusiri dari Majelis Tabligh PWM Jateng dan Suwarno LPCR PWM Jateng dengan moderator Sismanan pengurus LPB PWM Jateng. Muhammadiyah yang berusia lebih dari seratus tahun membangun 12.783 komunitas atau jamaah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Komunitas itu berbasis ranting dan cabang Muhammadiyah, berbasis masjid/musala, berbasis kepemudaan, hingga keperempuan.Kenapa pengurangan risiko bencana berbasis komunitas atau jamaah? Ada beberapa alasan yakni, Masyarakat yang pertama kali mengalami bencana. Mereka berada di garis depan lokasi bencana. Karena itu, perlu kemampuan merespons bencana secara cepat sebelum bantuan dan luar datang. Sebagian besar pertolongan datang terlambat. Karena itu, mereka harus mampu menolong dirinya sendiri pada waktu-waktu emas (golden time). Masyarakat adalah pihak yang paling mengenali tingkat kerusakan/kehilangan akibat bencana. Dan selama ini pendekatan top-down gagal mengenali kebutuhan lokal masyarakat yang rentan, mengabaikan kapasitas dan sumberdaya yang potensial, dan di beberapa kasus bahkan bisa meningkatkan kerentanan. Demikian penjelasana Naibul Umam Ketua LPB PWM Jateng di pada saat membuka Seminar Pengembangan Jamaah Tangguh Bencana di Batang.Menurut Budi Santosa LPB PP Muhammadiyah, tujuan penyelenggaraan Jamaah Tangguh Bencana antara lain Mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas masyarakat terutama di Kawasan Rawan Bencana. Meminimalisasi penderitaan manusia dan Mempercepat pemulihan. Oleh karena itu Muhammadiyah mengembangkan Jamaah Tangguh bencana sebagai wujud turut serta meningkatkan ketangguhan masyarakat dari ancaman bencana. Sedangkan Danusiri dari Majelis Tabligh sangat menyambut baik ide penyelenggaraan Jamaah Tangguh Bencana ini. Kami memiliki Mubaligh Muhammadiyah yang tersebar di berbagai pelosok desa. Mereka dapat dibekali dengan pengetahuan mengenai penanggulangan bencana oleh LPB. Secara teologis dan praksis Muhammadiyah telah memiliki panduan berupa Fikih Kebencanaan yang dapat dijadikan pegangan para Mubaligh Muhammadiyah tersebut. Senada, Suwarno dari Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting menyambut baik ide Jamaah Tangguh Bencana ini bisa segera dilaksanakan di Jawa Tengah. Kami telah memiliki data yang dilengkapi dengan peta geografis dan data spasial Cabang dan Ranting Muhammadiyah se Jawa Tengah. Dari peta tersebut kita akan tahu lokasi Cabang dan Ranting Muhammadiyah yang berada di Kawasan Rawan Bencana. Di kawasan tersebut sangat cocok untuk dikembangkan model Jamaah Tangguh Bencana. LPB Jawa Tengah berkomitmen memberdayakaan jamaah berbasis cabang, ranting Muhammadiyah dan ortomnya, hingga masjid/musala melalui program Jamaah Tangguh Bencana. Oleh karena itu LPB menggandeng Majelis Tabligh dan LPCR PWM Jateng. Diskusi Jamaah Tangguh Bencana mengemuka dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah Jawa Tengah di Aula Kantor Setda Batang, Sabtu (22/5). (Teguh HP)