PWMJATENG.COM, Surakarta – Dwi Jatmiko, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan, menyampaikan pentingnya Ta’awudz sebagai perlindungan dari setan yang terbelenggu selama Bulan Ramadhan. Hal ini diungkapkan dalam acara istimewa ‘Nuansa Ramadhan 1445/2024 Hijriyah Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta’ dengan host Nana Hardant Santoso pada Rabu (20/03/2024).
Menurut Jatmiko, Bulan Ramadhan adalah momentum penting karena di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia. Membaca Al-Qur’an di bulan ini merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon perlindungan dari setan yang terkutuk.
Ta’awudz, lanjutnya, merupakan kebiasaan yang akan membuat setan kabur. Hal ini membuat lisan semakin suci, membawa ke dekat para Malaikat, dan menunjukkan kedekatan seseorang dengan Al-Qur’an. Setan paling marah saat seseorang mendekatkan diri kepada kebaikan.
Jatmiko yang juga Da’i Standarisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, menegaskan bahwa membaca Al-Qur’an diawali dengan Ta’awudz adalah langkah awal yang penting untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang disebarkan setan, seperti was-was dan keinginan buruk.
Baca juga, Puasa dan Moralitas Politik
Menambahkan pemahaman, dia menjelaskan bahwa Al-Qur’an ibarat nutrisi bagi hati yang berisi petunjuk, ilmu, dan kebaikan. Namun, setan merupakan ancaman yang dapat membakar ‘tanaman’ kebaikan tersebut. Oleh karena itu, Ta’awudz menjadi langkah penting untuk mengusir setan dan menjaga kebersihan hati dalam menerima hikmah dari Al-Qur’an.
Penjelasan Jatmiko juga menyentuh asal-usul kata Ta’awwudz dan arti dari istilah Ar-rojiim yang terkait dengan sifat setan yang jauh dari kebenaran dan tidak mendapatkan rahmat.
Dalam konteks Bulan Ramadhan, kehadiran Ta’awudz menjadi lebih signifikan sebagai upaya bersama umat muslim untuk menjaga diri dari godaan setan dan mendekatkan diri kepada kebaikan serta kebenaran. Hal ini juga sejalan dengan semangat untuk memperkuat spiritualitas dan religiositas selama bulan yang penuh berkah ini.
Kontributor : Dwi Jatmiko
Editor : M Taufiq Ulinuha