Kurikulum Ramadan
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan dengan Iman dan (mengharap pahala dari Allah), maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari).
Ada sebuah cerita sehari sebelum puasa, tepatnya hari Ahad sore, seorang bapak bertanya kepada istri dan anaknya, Harapan apa yang diinginkan dari ibadah puasa Ramadan ini?
Maka dijawablah dengan singkat oleh anak dan istrinya, yaitu: “Alhamdulillah bisa dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan, memperbanyak pahala, dan ingin memperbaiki ibadah.”
Begitulah jawaban yang ringkas dan lugas. Memang segala sesuatu dalam melakukan apapun pekerjaan harus dipersiapkan dengan baik, terencana, terarah, sistematis, dan dengan baik.
Dalam kehidupan dunia pendidikan, kita mengenal kata-kata kurikulum mulai dari tingkat Sekolah Dasar bahkan sampai perguruan tinggi. Mulai dari Kurikulum 2002, Kurikulum KTSP, bahkan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Curir” yang berarti lari, dan “Curere” yang berarti tempat pacuan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah sebuah pertandingan pacuan kuda. Namun, jika dipahami secara umum lebih universal, kurikulum adalah sebuah sistem yang sudah dibangun untuk mencapai sebuah tujuan.
Baca juga, Belajarlah pada Puasa untuk Menjadi Insan yang Unggul
Seperti halnya dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan, apa target yang ingin kita capai, dan bagaimana cara untuk mencapainya.
Dalam perjalanan ini, kita akan tambah semangat dan itu sebagai pemantik untuk penyemangat kita. Namun, kadang hal tersebut tidak kita perhatikan sehingga hanya kadang membatalkan ibadah ritual tersebut, dan arah serta tujuan yang kita inginkan belum ada gambaran.
Seperti puasa tahun ini, pada dasarnya puasa mempunyai target yang diharapkan oleh Allah agar umat manusia yang menjalankan ibadah puasa ini meningkatkan derajatnya.
Untuk itu, diperlukan target-target yang harus dikerjakan, baik itu bersifat untuk pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Maka, untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai tempat memacu untuk kualitas maupun kuantitas umat Islam, diperlukan tiga amalan utama yang strategis agar kita bisa mempergunakan waktu Ramadhan dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh Ustaz Dr. (HC) Adi Hidayat, Lc, yaitu: Meningkatkan amalan salat kita, meningkatkan intensitas interaksi dengan Al-Qur’an, serta dengan infak. Sebagaimana falsafah Jawa, “Tatag bakele Tutug” (yaitu tugas kita ikhtiar berdoa dan biarkan Allah yang menentukan).
Semoga Ramadan ini kita jadikan sebagai titik nol untuk memulai dengan budaya iqra secara tekstual dan kontekstual secara holistik. Setelah itu, kita buat jurnalistik harian, maka demikian kita akan membuat legacy warisan di sekeliling kita, baik itu secara fisik maupun non-fisik.
Semoga Ramadan 1445 menjadi umat yang senantiasa mendapatkan keberkahan dunia akhirat. Aamiin.
*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.
Editor : M Taufiq Ulinuha