Tafsir Buka Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Karanganyar
KARANGANYAR – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Drs. Tafsir, M. Ag, mengatakan Muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang tidak terlepas dari dinamika politik. Meski begitu, Muhammadiyah tidak akan berpolitik praktis. “Muhammadiyah bergerak di politik tingkat tinggi, politik moral, politik dakwah dan politik kebangsaan,” tegas Tafsir kepada sejumlah wartawan, usai membuka Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Karanganyar, Minggu (28/2/2016).
Menurutnya, dalam perjalanan sejarah bangsa, Muhammadiyah selalu berperan aktif dalam kehidupan politik. Dengan demikian, Muhammadiyah tidak pernah lepas dari dinamika politik. “Muhammadiyah, tidak terlibat dalam politik praktis, namun Muhammadiyah tidak pernah lepas dari dinamika politik tanah air. Politik, bagian penting dari dakwah Muhammadiyah,†papar Tafsir.
Pembukaan Musyda sendiri dilaksanakan di alun-alun Karangayar yang dihadiri lebih dari 10.000 warga Muhammadiyah.
Kaitannya dengan Musyda Muhammadiyah dan Aisyiyah, Tafsir berharap agar ketua terpilih nantinya dapat membawa visi misi Muhammadiyah, baik di internal organisasi maupun tataran birokrasi pemerintahan.
Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, berharap Muhammadiyah terus bergerak kearah yang lebih baik. “Saat ini, Muhammadiyah mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama di bidang pendidikan”, tegas Juliyatmono.
Dalam Musyawarah Daerah tersebut akan dilakukan pemilihan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Karanganayar periode 2016-2021.
Jelang pemilihan pada Minggu sore (28/2/2016), rangkaian sidang yang akan dilakukan antara lain penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Daerah periode 2010-2015, tanggapan atas laporan pertanggungjawaban dari cabang se-Karanganayar.
Sekretaris PD Muhammadiyah Karanganyar, Sarilan M Ali, mengatakan agenda Musyda periode 47 meliputi laporan pertanggungjawaban pimpinan, merumuskan program kerja periode 2015-2020 serta pemilihan anggota pleno.
Sarilan mengatakan pelaksanaan Musyda diawali dengan musyawarah pimpinan daerah (Muspimda) untuk menjaring para kader yang akan dipilih dalam Musyda.
Dari hasil penjaringan 60 bakal calon anggota pleno, hanya 27 nama yang memiliki persyaratan untuk maju dalam pemilihan ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karangayar periode 2015-2020 mendatang. Mantan Ketua PD Muhammadiyah juga ikut bertarung kembali.
Sarilan memaparkan total jumlah peserta musyda yang memiliki hak suara sebanyak 289 orang. Para peserta Musyda tersebut memilih calon anggota formatur. “Sistem pemilihan yang dilakukan adalah sistem bertingkat, dimana yang dipilih adalah anggota formatur,” kata Sarilan.
Sarilan berharap, ketua terpilih nantinya dapat membawa perubahan dan pencerahan bagi PDM Karanganyar.
Terkait dengan sikap politik menghadapi pilkada Karanganyar tahun 2018 mendatang, sarilan mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak berpolitik praktis. (Iwan Iswanda-1/jt 21-3/jatengterkini.com/editor: yusuf/Fakhrudin PWM Jateng)