Revitalisasi Pertanian Organik: Inovasi KWT Ngudi Makmur dengan Bunga Telang, Minuman Biru Mantab Bikin Terkesima!
PWMJATENG.COM, Surakarta – Pertanian organik menjadi jawaban atas kerusakan akibat revolusi hijau. Bagaimana PAMOR Solo melibatkan semua pihak dan memajukan pertanian organik? Simak penjelasan berikut!
Pertanian organik menjadi solusi untuk memperbaiki dampak negatif revolusi hijau. PAMOR Solo, sebuah sistem penjaminan partisipatif dalam pertanian organik, menjawab tantangan ini dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk petani, pedagang, konsumen, LSM, dan pemerintah. Komisi Pendampingan dan Database unit Pamor Solo Dwi Jatmiko memberikan apresiasi terhadap inovasi ini, mengungkapkan perannya dalam ujicoba sertifikasi komoditas pertanian organik.
Dalam pernyataannya, Jatmiko menggarisbawahi peran penting PAMOR Solo sebagai modal awal bagi petani untuk meningkatkan daya saing produk mereka. Ini menjadi kunci dalam menghadapi era industry 4.0 dan mewujudkan masyarakat society 5.0. Salah satu kelompok petani yang mencuri perhatian adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Makmur, yang sukses bercocok tanam di lahan sempit perkotaan.
“KWT Ngudi Makmur di Kampung Nayu layak diapresiasi karena berhasil mengubah keterbatasan lahan di perkotaan menjadi ladang produktivitas ekonomi,” ungkap Jatmiko.
Baca juga, Mengungkap Rahasia Kebahagiaan: Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir Bocorkan Lima Kunci Hidup Bahagia ala Rasulullah!
Kelompok ini terkenal dengan inovasinya dalam mengolah produk pertanian, terutama bunga telang. Mereka tidak hanya menanam, tetapi juga menciptakan penganan olahan yang terkenal, seperti minuman berwarna biru yang berasal dari bunga telang. Inovasi ini menunjukkan semangat dan keuletan KWT Ngudi Makmur dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
“Kami terkesima dengan minuman berwarna biru dari bunga telang, rasanya mantab dan joss,” tambahnya.
Jatmiko menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan oleh KWT Ngudi Makmur dalam tiga tahun terakhir mendapatkan apresiasi yang besar dari masyarakat sekitar. Banyak warga di Joglo, RT 02 RW 05, terinspirasi dan mulai menanam sayuran untuk konsumsi mandiri. Khususnya, KWT Ngudi Makmur telah menjadi percontohan dengan mencoba sertifikasi Pamor Solo untuk sejumlah komoditas, seperti sawi, selada, kangkung, cabe, kacang panjang, pare, ceme, terong, dan tomat.
Revitalisasi pertanian organik melalui PAMOR Solo membawa dampak positif bagi masyarakat, memotivasi kelompok tani dan individu untuk terlibat dalam praktik pertanian yang berkelanjutan. Melibatkan semua pihak, sistem ini memberikan dorongan positif untuk mengakselerasi perubahan ke arah pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kontributor : Jatmiko
Editor : M Taufiq Ulinuha