PWMJATENG.COM, Banyumas – Publikasi sekolah sebuah keharusan bagi setiap lembaga pendidikan, karena dengan cara ini informasi visi, misi, program unggulan dan perkembangan sekolah dapat diakses secara mudah oleh para wali murid dan kepada khalayak umum.
Di era digital ini, kecakapan stakeholder sekolah dalam mengolah informasi di media sosial adalah salah satu kunci suksesnya gerakan publikasi sekolah. Persatuan persepsi dalam publikasi juga tidak kalah penting dalam hal ini, yaitu kekompakan dalam menyebarkan berita perkembangan sekolah.
Demi meningkatkan kecakapan dalam mengemas informasi, SMP Universitas Muhammadiyah Purwokerto mengadakan pelatihan Jurnalistik Dasar, Selasa (4/07/23) di Meeting Room guru. Kegiatan pelatihan ini mendatangkan narasumber seorang penulis buku Mewarat Nalar Salim sekaligus membidangi publikasi dan jurnalistik di Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan, Alvin Qodri Lazuardy. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SMP UMP.
Sosok seorang jurnalis dan memiliki segudang pengalaman itu, menyampaikan bahwa seorang jurnalis harus mempunyai panca jiwa.
“Ada 5 jiwa yang mengilhami kita dalam menulis. Jadi menulis itu bukan hal yang tidak ada sakralitas, dia punya nilai yang kita tanamkan, salah satunya yaitu nilai-nilai dakwah,” kata Alvin.
Baca juga, Kajian Majelis Tabligh Seri 2: Menerabas Keleletan Zakat
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa 5 jiwa atau panca jiwa yang dimiliki oleh seorang jurnalis yaitu pertama jiwa Muaddib (pendidik), bahwa seorang jurnalis harus melahirkan tulisan.
“Dalam bahasa yang menjadi alat komunikasi salah satunya yaitu lewat menulis,” imbuhnya.
Alvin juga menyampaikan panca jiwa yang kedua yaitu jiwa Musaddid (pelurus informasi), seorang jurnalis harus mampu memproduksi informasi tentang ajaran umat Islam, karya-karya, atau prestasi umat Islam. Jiwa ketiga yaitu Mujaddid (pembaharu), kemudian jiwa keempat yaitu muwahid (pemersatu), dan jiwa kelima adalah Mujahid (pejuang), jiwa dalam mempublikasikan citra Islam yang positif.
Penyampaian materi tentang jurnalistik yang disampaikan Alvin menjadi menjadi daya tarik tersendiri bagi guru dan karyawan SMP UMP untuk belajar menciptakan suatu teks berita. Dia menjelaskan bahwa menjadi jurnalis itu mudah.
“Jurnalistik yang paling simpel adalah ketika kita menulis schedule di HP kita,” kata Alvin.
Pelatihan Jurnalistik yang dilaksanakan oleh SMP UMP berjalan dengan lancar dan penuh semangat. Hal tersebut digambarkan dengan antusias para guru dalam bertanya kepada narasumber dan suasana pelatihan yang sangat komunikatif. Pelatihan ini di akhiri dengan adanya tantangan bagi guru dan karyawan untuk menciptakan suatu teks berita yang baik dan menarik.
Kontributor : Dwi Pundhiarti
Editor : M Taufiq Ulinuha