Kolom

Ideopolitor: Pimpinan dan Harapan Baru

Oleh : Suwarto*

PWMJATENG.COM – Musyawarah Daerah Muhammadiyah Boyolali telah dilaksanakan pada Ahad 2 Juli 2023 di PCM Andong, tepatnya SMK Muhammadiyah 2 Boyolali. Sekolah kebanggaan warga Muhammadiyah Boyolali, selain gedungnya yang megah dan modern, juga karena capaian prestasinya yang luar biasa. Salah satunya adalah sebagai sekolah rujukan nasional dengan fasilitas yang lengkap dengan Teaching Factory (TEFA) yang modern dan unggul. Seolah sudah menjadi tradisi Muhammadiyah setiap even Muktamar, Musywil, dan Musyda bertempat di AUM yang maju dan pusat unggulan sebagai bentuk syiar.

Selama Musyda saya mencatat ada beberpa hal yang menarik–minimal bagi saya sebagai salah satu utusan–untuk dijadikan ibrah atau pelajaran. Di antaranya :

1) Musyda minimalis padat substansi.

Biasanya Musyda dilaksanakan 2 hari 1 malam, kali ini hanya 1 hari tanpa mengurangi subtansi.

2) Ruang diskusi, pertukaran ide, dan gagasan semarak (Al iktifalul bil afkar).

Respon Musyawirin sangat produktif menanggapi LPJ PDM Periode 2015-2022.

3) Spirit ta’awun, sinergi, dan kebersamaan sangat kuat (Al-ikhtifalul bittahazul).

Hal ini terlihat dari kebesaran (hati) para Musyawirin dalam menyikapi kekurangan pelaksanaan Musyda.

4) Spirit kemenangan bersama.

Hal ini terlihat dari terpilihnya 13 kepemimpinan baru yang diwarnai adanya pimpinan baru (6 Orang).

5) Spirit perbaikan dan kemajuan.

Musyda juga membawa pesan kuat untuk lebih baik dimasa depan dengan adanya pengakuan jujur adanya program yang belum terselesaikan dan minta dilanjutkan oleh Pimpinan yang baru.

6) Musyda bersama.

Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah diselenggarakan di tempat yang sama.

Sebagai organisasi modern yang dikenal dengan anggotanya yang kritis dan independen, saya merasakan adanya hal yang kurang yakni minimnya autokritik, pertukaran gagasan, serta ide-ide baru, dibanding banyaknya masalah yang muncul yang dihadapi dari Musyawirin. Sehingga saat ada satu Musyawirin yang berbicara lantang dan keras terkait evaluasi, terasa ada hal yang baru dan dalam hati mengamini apa yang disampaikan. Hal ini wajar karena Musyawirin yang hadir ada 3 generasi yakni Generasi Z, Milenial, dan Alpha (Culture Gap).

Baca juga, Songsong Muhammadiyah Jateng Unggul Berkemajuan, PWM Jateng Gelar Dialog Ideopolitor Gelombang II

Terpilihnya 13 nama sebagai Anggota PDM Boyolali 2022-2027 patut kita syukuri bersama dan teriring doa semoga diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan amanah yang diembannya. 13 nama secara kompetensi mewakili unsur kiai (tarjih/agamis), intelektual/pendidikan, kesehatan, profesional, dan politisi. Menurut Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si. (Ketua Umum PP Muhammadiyah) dalam amanatnya pada Silaturahim dan Pembukaan Dialog Ideopolitor di UMY, Ia menyatakan bahwa pimpinan memiliki 3 fungsi, yakni: (1) Fungsi regulasi dan rutin, (2) Fungsi pelayanan umat, (3) Fungsi strategis menggerakkan organisasi di semua tingkatan, di masjid, ranting, cabang, daerah, dan wilayah

Prof. Haedar Nashir juga menyampaikan tantangan yang dihadapi Persyarikatan di masa mendatang yakni: (1) Penguatan Ideologi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, amar ma’ruf, tajdid dan Islam berkemajuan, (2) Quantum Leaf (lompatan gerak) bidang ekonomi, SDM dan Iptek dengan menyitir hadis, “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim No. 1631), (3) Kapitalisasi AUM sebagai media dakwah, (4) Menjamin Pemilu 2024 berjalan jurdil dan bermartabat.

Untuk mengemban amanah tersebut, pimpinan terpilih wajib mengikuti penguatan dalam aspek Ideologi, Politik dan Organisasi (Ideopolitor). Menurut Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. (Wakil Ketua PWM Jateng) dalam pembukaan Musyda menyampaikan bahwa Ideopolitor bertujuan untuk penyegaran ideologi, pemahaman dinamika politik nasional dan global, serta penguatan manajemen organisasi dan kepemimpinan Muhammadiyah. Dalam konteks Boyolali yang METAL (Melangkah dan Maju Bersama Penuh Totalitas), kita berharap pimpinan yang baru memiliki pemahaman Ideologi Muhammadiyah yang kuat, pemahaman politik yang mumpuni, dan manajemen organisasi yang unggul. Allohu’alam bishowab, Selamat Bekerja! Bagaimana menurut anda?

*Sekretaris PCM Boyolali

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE