Din Syamsuddin: Muktamar Muhammadiyah Tanpa APBN
JAKARTA – Muktamar Muhammadiyah Ke- 47, yang akan digelar pada tanggal 3-8 Agustus 2015, di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar akan diikuti oleh 5.000 peserta, 7.000 peninjau, dan diperkirakan jutaan penggembira. Para peserta juga berasal dari 18 negara Cabang Istimewa Muhammadiyah di luar negeri dan organisasi menggunakan nama Muhammadiyah tapi tidak ada hubungan organisasi dengan Muhammadiyah Indonesia. Ada lima organisasi seperti itu, yang disebut Sisters Muhammadiyah, yaitu dari Thailand, Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Laos.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, MA, beberapa waktu yang lalu menjelaskan Muktamar Muhammadiyah Ke-47 adalah muktamar mandiri tanpa bantuan APBN. ‘’Biaya Muktamar sepenuhnya ditanggung internal organisasi, baik perorangan maupun kerja sama dengan perusahaan,’’tegas Din.
Agenda penting yang akan dibahas dalam muktamar antara lain, pengembangan organisasi dengan menerapkan pendekatan ilmiah strategic planning, yaitu melalui program pengembangan yang dicanangkan hingga 2025, dikenal dengan Muhammadiyah Visi 2025, yang dijabarkan dalam visi lima tahunan.
Model Dakwah
Selain itu, juga membahas konsep model dakwah Muhammadiyah, yaitu dakwah pencerahan dan peneguhan Muhammadiyah tentang negara Pancasila. ‘’Muhammadiyah telah terlibat dalam gerakan memerdekakan bangsa jauh sebelum Proklamasi, yaitu sejak berdirinya pada 1912 di Yogyakarta.’’ Din menambahkan, sikap Muhammadiyah terhadap negara Pancasila adalah meneguhkan kembali bahwa negara berdasarkan Pancasila adalah negara kesepakatan dan kesaksian.
Muhammadiyah kata Din, akan terus mengusung gagasan Islam yang berkemajuan, sebagai jawaban atas berbagai tawaran dan tantangan tentang gagasan apa yang ideal dalam masyarakat modern sekarang ini. ‘’Islam yang berkemajuan adalah Islam yang tidak terikat pada lokasi atau ruang, seperti sebutan Islam Timur Tengah, Islam Indonesia, Islam Melayu, dan lain lain. Karena watak Islam itu universal,’’pungkas Din.(bn-90/suaramerdeka.com/editor: Fakhrudin)