Tanamkan Ruhul Jihad, Korp Mubaligh PDM Wonosobo Selenggarakan Silaturahim
PWMJATENG.COM, WONOSOBO -Pimpinan Daerah Muhammadiyah ( PDM ) Wonosobo melalui Majelis Tabligh dan Dakwah mengadakan silaturrahim yang dilaksanakan pada hari Ahad (07 Mei 2017) di Gedung Olah Raga ( GOR ) SMA Muhammadiyah. Acara tersebut dalam rangka penguatan ruh jihad serta konsolidasi antar-muballigh se Kabupaten Wonosobo khususnya jajaran korp Muballigh Pimpinan Daerah Muhammadiyah ( PDM ) Wonosobo.
Silaturrahim tersebut mengusung tema ” Penguatan Ruuh Jihad dalam bertabligh “, dihadiri peserta sejumlah150 orang dari 15 cabang serta kepala Amal Usaha Muhammadiyah. Dalam sambutannya Pimpinan Daerah Muhammadiyah ( PDM ) Wonosobo Bambang Wen, S.E menyampaikan, bahwa warga Muhammadiyah yang merupakan bagian dari Ummat islam wajib untuk menyiarkan agamanya dimanapun berada karena itu merupakan kewajiban ummat sebagai kholifah dimuka bumi ini, dakwah yang dilakukan ummat muslim sejak dahulu tidak pernah mulus dalam perjalananya, karenanya berbagai hambatan dan rintangan semakin hari semakin berat, akan tetapi dengan semangat jihad hendaknya itu semua kita maknai sebagi bagian dari ibadah dengan ikhlas karena mengharap ridho dari Allah SWT.
Majelis tablih merupakan ujung tombak dari syiar islam melalui Muhammadiyah, sehingga harus didukung semua majelis dan ortom dibawah PDM Wonosobo dari hal-hal yang menyulitkan gerak mereka, sambungnya.
Saat ini Majelis Tabligh melalui korp Muballigh sudah mempunyai kantor harian di gedung Radio Purnamasidi ( RPS ) serta didukung satu mobil dakwah untuk mobilitas para da’I mengisi kajian di seluruh Wonosobo.
Drs. Zaini Munir Fadholi, M.Ag majelis tabligh Pimpinan Pusat ( PP ) Muhammadiyah menyampaikan “ Dakwah adalah amanah rosul saat rosulullah berhajji wadha, khutbah Rosulullah sangat penting karena didalamnya disampaikan tentang pentingnya menghormati hak-hak orang lain, dan pentingnya menyampaikan dakwah bagi orang yang sudah mengetahui kepada orang yang belum mengetahui.”
Disisi lain bahwa dakwah mempunyai beberapa keutamaan sebagaimana termaktub dalam surat Alimron ayat 104, dimana kewajiban dakwah untuk semua ummat sehingga mempunyai hikmah didalamnya dan sebaliknya bagi yang tidak melaksanakan maka akan mendapatkan balasan, baik di dunia maupun diakhirat, lebih lanjut Zaini menyampaikan tentang rambu-rambu ikhlas :
- Selalu menghwatirkan kemasyhuran dirinya sehingga menyembabkan sifat sombong atau takabbur
- Selalu berusaha melakukan amalam dengan sembunyi-sembunyi atau diam-diam akan tetapi tidak menyembunyikan ilmu saat ditanya.
- Hendaknya tidak kecewa saat usaha dakwahnya belum kelihatan hasilnya.
- Selalu menyambut gembira dan suka cita saat bermunculan para da’I atau muballigh baru yang dianggap lebih mumpuni dalam bidang ilmu agama.
- Tidak “ Sindrom Power “, tidak terpengaruh dengan jabatan atau posisi structural karena dakwah adalah amanah ummat bukan sebatas tugas organisasi.
- Menghindari sifat ujub atas ilmu yang disampaikan.
Dalam kesempatan itu Bambang Wen, S.E juga menyampaikan bahwa dalam perjuangan dakwah hendaknya diawali dengan niat ikhlas dan selanjutnya perlu management khusus diantaranya Perencanaan atau perencanaan, Organisasi atau Organizing, Pelaksanaan atau Actuating dan yang terakhir adalah evaluasi.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah tidak pernah membatasi jenis dakwah yang hanya diatas mimbar, akan tetapi warga Muhammadiyah harus melakukan dakwah dimanapun dan apapun profesinya yang biasa disebut dengan dakwah komunitas, dalam berdakwah juga jangan sampai keluar dari tujuan dari dakwah itu sendiri yaitu mengajak dengan santun tidak menggunakan cara-cara yang tidak dibenarkan dalam agama.
Ust. Haris Suharto, Lc sebagai ketua Majelis Tabglih juga menyampaikan dalam sambutan singkatnya” intensitas pertemuan serta koordinasi per zona dakwah harus terus dilakukan dan jangan lupa adakan kajian untuk anggota tabligh sebagai media menambah ilmu dan soliditas antar anggota, selain itu hendakknya selalu memantau perkembangan Taman Pendidikan Alqur’an ( TPQ ) sebagai bagian dari pengkaderan Islam dan Muhammadiyah.”
( Hans/MPI- PDM Wonosbo )