Khazanah Islam

KH. Tafsir : Perbedaan Muhammadiyah dan NU Perlu Disikapi dengan Bijak

PWMJATENG.COM, Sukoharjo – Masuknya Indonesia dalam forum Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) akan menjadikan Indonesia dalam penentuan-penentuan awal bulan hijriyah akan sama dengan beberapa negara anggotanya. Dengan kata lain, bisa jadi suatu saat awal Bulan Ramadan, antara Muhammadiyah dengan beberapa negara anggota MABIMS akan berbeda. Muhammadiyah dengan NU juga akan berbeda. Tak menutup kemungkinan suatu saat Muhammadiyah pun akan berbeda dengan Saudi Arabia. Bahkan Muhammadiyah bisa jadi akan berbeda dengan negara tetangga dan Saudi Arabia.

Hal tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Tafsir dalam Tabligh Akbar peresmian Gedung PCPM Sukoharjo dan pembukaan Musyawarah Cabang (Musycab) PCPM Sukoharjo.

“Ke depan Muhammadiyah dan NU akan banyak mendapati perbedaan-perbedaan, salah satunya dalam penentuan awal bulan hijriah. Karena pada dasarnya Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, sedangkan NU dan MABIMS menggunakan imkanu rukyat,” ungkap Tafsir.

Kiai Tafsir kemudian berpesan agar warga Muhammadiyah mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan bijak. Mengingat masing-masing memiliki dasar dan landasan.

Selain itu Tafsir juga menjelaskan asal usul negara Maroko, di mana pada piala dunia kemarin Maroko sebagai tim kuda hitam mampu melaju hingga babak perempat final.

“Dulu di Spanyol itu banyak orang Islam, namun karena tentara salib yang beragama Kristen masuk kemudian mereka memberikan pilihan kepada masyarakat. Ingin tetap di Spanyol namun masuk ke Kristen atau tetap menjadi seorang muslim tapi harus keluar. Maka yang tetap menjadi muslim keluar dari Spanyol dan kemudian mendirikan negara Maroko. Untungnya kemarin Maroko menang melawan Spanyol. Jadi ceritanya balas dedam,” imbuh Tafsir diiringi gelak tawa jamaah tabligh akbar.

Baca juga, Separuh Jumlah Peserta Muktamar Akan Ikuti Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jateng Maret Esok

Tak lupa, Ketua PWM Jawa Tengah juga mengingatkan para jamaah untuk menyambut tahun baru dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

“Hari ini adalah hari terakhir di tahun masehi, kebanyakan masyarakat Indonesia biasanya akan merayakan tahun baru dengan pesta kembang api dan meniup terompet. Kita hendaknya sebagai umat muslim, wabil khusus warga Muhammadiyah harus mampu menjadi contoh bagaimana menyambut tahun baru sebagai budaya dengan hal-hal yang bermanfaat. Misalnya pengajian seperti yang sekarang sedang bapak ibu ikuti,” tegas Tafsir.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE