Puluhan Siswa SD Muhammadiyah Kajen Menuju Patean untuk Mengikuti Subuh Ceria
PWMJATENG.COM, KENDAL – Membiasakan anak di usia Sekolah Dasar bangun pagi, waktu subuh bukan pekerjaan mudah bagi orang tua. Bisa jadi kedua orang tua yang kurang tegas terhadap buah hatinya, merasa kasihan kalau si anak dibangunkan di waktu subuh tiba untuk menjalankan ibadah sholat berjamaah. Namun hal tersebut justru terjadi sebaliknya. Sekitar duapuluhan siswa dari SD Muhammadiyah Kajen, Kab. Pekalongan Ahad (23/4) berkumpul di serambi Masjid Darul Arqam Muhammadiyah Pagersari, Patean, Kendal.
Mereka berwajah menyenangkan, karena sedang mengikuti pengajian subuh ceria yang digelar setiap Ahad pagi setelah jamaah subuh. Anak anak dari kota batik tersebut berbaur dengan siswa MI Muhammadiyah Pagersari yang jumlahnya lebih banyak, dua ratusan. Mereka saling berta’aruf sebelum sang penceramah, Ustadz Sumanto, S.Pd.I menyampaikan uraian subuh ceria tentang isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Tradisi subuh ceria di lingkungan masyarakat Pagersari sudah berjalan cukup lama. “ Tradisi ini sudah berjalan sekitar 7 tahun silam “ kata Mualimah, S.Pd.I, salah satu guru pembimbing yang selalu mendampingi anak didiknya selama program subuh ceria berjalan. “ Agar anak tidak bosan, tempatnya berpindah – pindah, kadang di Sukorejo, berbaur dengan anak – anak SD Muhammadiyah Sukorejo “ tambah Mualimah.
Dan untuk memberi semangat dan ceria anak – anak usia sekolah dasar, ada beberapa paket acara yang sebelumnya disiapkan oleh panitia. “ Kami menyiapkan beberapa rundown acara setelah jamaah subuh, diantaranya ceramah ceria, tahfidz Alqur’an siswa SD atau MI Muhammadiyah untuk kelas tertentu dan acara ditutup dengan sarapan bersama “ jelasnya.
Keceriaan anak – anak selama mengikuti subuh ceria diakui oleh Yahya, S.Pd, salah satu guru dan pembimbing siswa SD Muhammadiyah Kajen yang turut mendampingi dalam acara tersebut. “ Kami merasa bersyukur melihat keceriaan anak didik kami selama mengikuti kegiatan. Bisa jadi anak – anak kami belum terbiasa di rumah untuk bangun sepagi ini “ akunya.
Menurut beliau biasanya kegiatan subuh ceria dihadiri oleh orang – orang dewasa, jika ada anak – anak jumlahnya sedikut. “ Awalnya kami penasaran dengan kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan oleh MI Muhammadiyah Pagersari, salah satunya adalah subuh ceria “ ujar Yahya. “ namun “ lanjutnya “ kami melihat langsung di pagi itu seperti di siang hari, karena cahaya lampu yang terang, hampir tidak ada tempat yang gelap, wajah anak – anak terlihat tidak ngantuk, semua ceria, dan rangkaian kegiatan mengandung nilai – edukatif yang perlu kami adopsi di Kajen “ kesan Yahya, (A.Ghofur/MPI Kendal)