Muhammadiyah di Era Distrupsi
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Tabligh Akbar Online yang dilaksanakan pada Jumat malam, 22 April 2022 yang disiarkan langsung melalui Zoom Meeting, TV UMS dan TVMu.
Sebelum tabligh akbar, diawali dengan sambutan yang disampaikan Ketua Takmir, Syamsul Hidayat sekaligus membuka acara tabligh akbar yang berlokasi di kampus ramadhan UMS dan diselenggarakan oleh takmir masjid UMS, dalam rangka memperluas wawasan dan memperkokoh keagamaan dengan tantangan zaman.
“Distrupsi hendaknya perlu dipersiapkan. Melalui tajdid Muhammadiyah, diharapkan mampu memberikan arah dengan berbagai perubahan. Terlebih sebagai bagian dari persyarikatan, Muhammadiyah kekuatan dalam mengawal masyarakat,” ungkap Dekan FAI UMS.
Narasumber dalam tabligh akbar ini yaitu Prof. Dr. Abdul Mu’ti M.Ed selaku Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dia meminta jamaah untuk menyiapkan diri dalam menghadapi dinamika di era distrupsi.
“Kita harus mampu tidak hanya mengikuti tetapi juga memimpin, terlebih era distrupsi ini menjadi bagian dari realitas kehidupan di era global,” paparnya.
Menurut dia, sejak internet menjadi bagian penting dari umat manusia, dunia berubah luar biasa. Manusia menggengam gadget. Distrupsi yang sebenernya, dirasakan masyarakat dunia yaitu ketika masuk di abad 21. Konsekuensinya akselerasi dengan penggunaan internet dalam kehidupan.
“Kajian mengenai IPTEK, membuat kita semakin yakin distrupsi menjadi bagian dari hidup kita. Tetapi internet lagi-lagi mengalami akselerasi, terlebih dalam menghadapi pandemi Covid-19.”
Baca juga, Masjid Al Birru Mindahan Kidul Batealit Jadi Tuan Rumah Tarling PDM Jepara
Dia juga menyampaikan kondisi masyarakat awalnya mengalami kegagapan bahkan syok dalam memghadapi era distrupsi. Namun perlahan-lahan mulai beradaptasi, baik secara moral spiritual maupun intelektual. Betapa agama menjadi faktor dalam keberlangsungan kehidupan kita, kecerdasan menjadi titik, dan sebagian itu adalah kreatifitas.
“Era digital itu tidak hanya mengalami informasi yang membanjiri kehidupan kita. Disitulah kita sering mengaitkan dengan kehidupan. Karena itulah gara gara disrupsi ada banyak yang hilang tetapi juga banyak yang lahir,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa dalam era distrupsi menjadi tantangan dakwah Muhammadiyah. Terdapat beberapa kritik juga, dimana Muhammadiyah yang memiliki dakwah berkemajuan itu masih menggunakan perangkat tradisional. Dunia maya dikuasai mereka yang punya kepentingan saja.
“Dalam momentum muktamar nanti, Muhammadiyah juga akan melakukan berbagai macam kekuatan gerakan dakwah, amal usaha perlu kita bahas lagi dalam berbagai bentuk terlebih dalam menghadapi era distrupsi,” katanya. (Fika/Humas)