Dalang SD Muhammadiyah 1 Solo Belajar Juara Sains
PWMJATENG.COM, SOLO – Keterampilan proses apa yang perlu diasah dalam pembelajaran Sains? Mengapa process skills penting? Membekali siswa dengan penguasaan keterampilan, tidak sekadar menghafal fakta-fakta dalam Sains.
Process Skills sebagai alat untuk membantu siswa mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran Sains akan lebih relevan dan berguna bagi mereka dalam kehidupan nyata.
“Dalang juga guru yang mendidik putra putri bangsa menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” ujar Agung Sudarwanto, dalang SD Muh 1 Solo saat mengikuti mentari group bangun pendidikan majukan bangsa via zoom, Kamis (5/8/2021)
Spiral Curriculum Cyclical, topik-topik yang dipelajari terhubung dan ada pengulangan dalam proses belajar. Increasing Depth, setiap kali ada pengulangan (review) akan dipelajari dengan lebih mendalam dengan tingkat kesulitan yang terus meningkat Prior Knowledge, dalam mempelajari konsep baru, selalu berangkat dari apa yang diketahui (fondasi) oleh peserta didik.
Aktivitas dan pertanyaan stimulus pada pelatihan hari ini diambil dari program Juara Sains yang dapat melatih Process Skills untuk mencapai kecakapan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang sangat fundamental dalam pembelajaran Sains.
“Menciptakan Pembelajaran Sains yang Produktif dan Menyenangkan Bersama Juara Sains. Juara Sains dapat dijadikan sumber belajar untuk peserta didik karena sesuai dengan target proses kognitif Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),” beber Wali Kelas 3.
Misalnya, Media dan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Penggunaan wayang sebagai media menarik perhatian siswa.Wayang menarik minat siswa dalam mempelajari sesuatu minat siswa diperoleh rata-rata 85,30% kriteria sangat baik.
Berarti siswa memiliki tanggapan yang positif dan media wayang mempengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media wayang yang digunakan dalam pembelajaran sistem gerak berpengaruh positif terhadap minat dan hasil belajar.
Dalam menyikapi “wobah wosiking jaman” haruslah bermodal ilmu pengetahuan yang didapat dari proses belajar. Bermodalkan ilmu tersebut diharapkan lebih bijak dalam menyikapi “wobah wosiking jaman” seperti halnya menyikapi kondisi pandemi yang tak tau sampai kapan akhir dari cerita ini.
“Titis, tetes, tatas” sebagai sarana menyikapi “wobah wosiking jaman,” ucap Dalang Muda Muhammadiyah Ini Ungkap Rahasia Raih Seabrek Prestasi
Titis ( tepat sasaran ) dalam arti kita harus tepat dalam menentukan sikap , tidak hanya ikut-ikutan informasi yang belum jelas tujuannya. Tetes (menghasilkan) segala yang kita lakukan merupakan proses kehidupan untuk mencapai hasil yang optimal. Maka dari itu segala hal yang diusahakan haruslah mawujud.
“Tatas (tuntas) segala permasalahan harus diselesaikan dengan tuntas dengan kerja maksimal secara totalitas dan profesional sesuai protokol yang disepakati,” pungkasnya. (Humas, Jatmiko)