Kajian Penutup Kegiatan Ramadan Hadirkan Ulama Majelis Tarjih
PWMJATENG.COM, SOLO – Menutup rangkaian kegiatan Ramadan Ceria 1442 H, SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengadakan kajian di Aula Ruang An Nafi’, Sabtu (8/5/2021).
Kajian yang diikuti oleh seluruh pendidik dan tenaga kependidikan tersebut diisi oleh Ustaz Muhammad Anis Sumaji, anggota Majelis Tarjih dan Pengembangan Pondok Pesantren Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta.
Dalam kajiannya, Ustaz Anis mengulas makna Idulfitri yang banyak diartikan hari kemenangan atau kembali kepada kesucian. Menurutnya, makna Idulfitri sejatinya adalah hari di mana orang-orang beriman kembali diperbolehkan makan di siang hari, yang sebelumnya di bulan Ramadan terikat kewajiban berpuasa.
Oleh karena itu, ia berpesan supaya dalam merayakan Idulfitri tidak perlu berlebihan atau berfoya-foya. Sebaliknya, umat Islam perlu menengok kembali makna Al Quran surat Al A’la ayat 14-15.
“Ada tiga pelajaran penting dalam ayat tersebut kaitannya dengan perayaan Idulfitri, pertama, kita dianjurkan untuk menyucikan jiwa dengan menunaikan zakat, kedua, selalu berzikir atau mengingat Allah, dan ketiga, menegakkan salat, tuturnya.
Selain mengupas makna Idulfitri, Ustaz Anis juga mengulas beberapa contoh tuntunan ibadah praktis. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah permasalahan zakat di bulan Ramadan yang sering disebut sebagai zakat fitrah.
“Dalam banyak literatur dan teks hadis, penyebutan yang benar adalah zakat fitri, bukan zakat fitrah,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa zakat fitri ini ditunaikan sebelum salat Idulfitri karena fungsinya sebagai bahan makanan yang bisa dijadikan menu sarapan pagi sebelum pelaksanaan salat Idulfitri.
Atit Nur Ariyanna, wakasek Al Islam dan Kemuhammadiyahan menjelaskan bahwa pelaksanaan kajian secara luring ini tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Sebelum kajian, dilaksanakan rapat evaluasi rangkaian kegiatan Ramadan Ceria. Setelah kajian selesai, menu buka puasa dibagikan kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk dibawa pulang dan tidak dimakan di tempat,” pungkasnya. (Muhamad Arifin)