Guru SD Muh 1. Ketelan Ikuti Uji Keterbacaan Modul Literasi dan Numerasi
PWMJATENG.COM, SOLO – Guru SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Jawa tengah mengikuti diskusi terpumpun review dan uji keterbacaan modul literasi dan numerasi untuk pembelajaran pada masa kebiasaan baru.
Digelar Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Jalan Gunung Sahari Raya No.4 Eks. Kompl. Siliwangi Jakarta Pusat 10710 bertempat Pertemuan Virtual Zoom Meeting Pusmenjar sejak pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, Jum’at (24/7/20).
Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko mengatakan berdasarkan lampiran surat 6214/H3/KP/2020 baik swasta maupun negeri diikuti 48 sekolah tersebar hampir tiap kota Indonesia.
“al Hamdulillah sekolah dapat amanah dan undangan tertanda tangan Kepala Pusat Asrijanty PhD mengirim 2 guru atas nama Fitria Hariyati MPd penelaah modul kelas 2, Jaka Prasetya SSi penalaah modul kelas 2, juga Orang Tua atas nama Sumaryati SPd dan Esti Ambarwati SPd,” ujar Jatmiko.
Jaka Prasetya memberikan masukan secara umum terhdaap modul supaya gambar lebih diperjelas langsung mengacu ke topik, ukuran fontasi agak diperbesar, tugas atau soal diberikan perintah yang jelas, pada soal-soal latihan diberi contoh.
“Saya bersyukur, bisa terlibat dalam kegiatan ini. Semoga pembelajaran di Indonesia semakin baik. Salam sehat, salam literasi, anak hebat Indonesia Maju,” ucap Jaka penuh semangat.
Di kelompok saya, kelompok kelas 6 masih dibagi lagi menjadi empat bagian kelompok dari minggu pertama hingga minggu keempat. Saya kebagian kelompok untuk mereview minggu keempat tentang pembelajaran litrasi.
“Untuk memberi komentar masuk diaplikasi web figma.com, login dengan akun gmail, host Irwan Nurwiansyah,” katanya.
Secara umum untuk modul sudah baik, Cuma sayangnya saat kita mereview modul belum selesai sepenuhnya. Ini bisa dimaklumi karena pembuatan modul memang sangat singkat.
“Saya memberikan komentar terkait pertanyaan yang mungkin agak sulit bagi siswa, atau berkaitan dengan lingkungan siswa yang tidak semua siswa mempunyai kesamaan dalam lingkungan terpelajar,”tandas Spesialis Pembina Ekstra Olympiade Matematika. (Humas, Jatmiko)