Muhammadiyah Menginisiasi Lumbung Ketahanan Pangan
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqoroh: 155)
Wabah Corona yang melanda seluruh dunia menuntut semua pihak untuk saling menyokong (ta’awun) agar hidup bisa berjalan secara baik. Wabah bukanlah teror, namun cobaan dari Alloh Ta’ala untuk menguji apakah kita termasuk orang yang sabar. Karena janji Alloh, cobaan menjadi kabar gembira bagi orang yang sabar. Karena selain akan meninggikan derajatnya, juga menjadi tambahan medan amal.
Semangat gotong-royong atau ta’awun adalah sifat Islam. Ia tidak mungkin tanggal dari jiwa seorang Muslim. Maka selayaknya ta’awun dikonsep sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat maksimal yang solutif. Muhammadiyah dalam usia seabad lebih telah demikian akrab dengan pemberian metodologi problem solving yang qualified. Bukan sekedar untuk dirinya, namun untuk sebanyak mungkin masyarakat.
Lumbung Gabah dan Tanaman Sayur Pekarangan Rumah
Banyak pakar dan lembaga memprediksi wabah Corona Indonesia masih cukup panjang. Perkiraan bisa hingga mendekati pertengahan tahun depan di 2021. Ini tentu membutuhkan effort yang cukup besar supaya masyarakat bisa survive. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan terbesar di negeri ini tentu terpanggil bahkan turut bertanggung jawab untuk berperan serta memberikan jalan keluar.
Lumbung Gabah sebenarnya adalah metode yang lazim di Indonesia dalam menghadapi paceklik. Dahulu di kampung-kampung ada bangunan yang dikhususnya untuk mengumpulkan gabah warga waktu panen dan dibagikan kembali ketika paceklik datang. Dengan beriring waktu, lumbung gabah mulai lenyap. Karena revolusi hijau dalam pertanian telah memberikan panen yang selalu berlimpah.
Ketika musim wabah seperti ini, Lumbung Gabah mulai menampakkan urgensinya kembali. Terutama malah bagi warga perkotaan yang sudah amat jarang mempunyai sawah yang memproduksi padi sebagai makanan pokok. Wabah berkepanjangan dikhawatirkan hilangnya beras dipasaran dengan harga normal dan menipisnya kemampuan bulog untuk melakukan operasi pasar.
Muhammadiyah Jawa Tengah akan menginisiasi pembuatan Lumbung Gabah di Sragen karena Majelis Pemberdayaan Masyarakat PDM Sragen telah mempunyai mesin seleb dan mesin sorter padi dengan ratusan anggota Jama’ah Tani Muhammadiyah (JATAM). Untuk mem-backup 35 ribu paket sembako Lazismu di Jawa Tengah, Lumbung Gabah Muhammadiyah akan menyiapkan 175 Ton beras dalam tahap pertama program ini.
Untuk lebih menguatkan ketahanan pangan, Muhammadiyah Jawa Tengah juga akan mendorong masyarakat supaya menanam sayur-mayur secara mandiri. Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Jawa Tengah sedang menyiapkan konsep edukasi pemanfaatan pekarangan untuk penanaman sayur mayur dan bantuan bibit gratis yang disokong oleh Lazismu. Sayur mayur yang cepat tumbuh dan selalu produktif sehingga panennya bisa berulang.
Pemanfaatan sampah rumah tangga bisa digunakan sebagai wadah media tanam. Bekas botol mineral, cat, talang air dan sebagainya bisa digunakan. Bekas cucian beras ketika mau memasak nasi (leri) sangat bagus untuk menyirami sekaligus sebagai pupuk cair karena tinggi unsur N-nya yang sangat dibutuhkan tanaman supaya produktif. Selain untuk mendukung nutrisi keluarga, ini bisa juga sebagai sarana edukasi bagi anak-anak yang sedang pembelajaran dari rumah. Juga menambah kesibukan supaya hubungan antar keluarga tidak menimbulkan kejenuhan.
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Kutorejo, 27 Sya’ban 1441 H
(Ikhwanushoffa-Direktur Program Lazismu Jawa Tengah)