DPD IMM Jateng Seriusi Garap Gerakan Sosial
PWMJATENG.COM, SEMARANG – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Jawa Tengah akan seriusi dalam menggarap gerakan sosial. Gerakan sosial yang dimaksud adalah gerakan kepedulian IMM terhadap kaum lemah. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah, Abdul Wahid saat sambutan pada pelantikan DPD IMM Jawa Tengah periode 2016-2018, 28 Desember 2016 di Gedung Dharma Wanita.
Wahid menilai Gerakan Sosial saat ini kurang serius. Buktinya masih banyak masyarakat miskin dan kaum lemah lainnya di Jawa Tengah. Maka menurut Wahid perlu garapan serius yang dipelopori oleh mahasiswa dalam memainkan peran di ranah sosial.
”Kalau bukan IMM siapa lagi”. Kata Wahid di depan ratusan kader IMM se-Jawa Tengah.
Dalam pandangan Wahid keberadaan kaum lemah salah satunya disebabkan oleh sistem sosial. Kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan tidak mungkin ada jika sistem sosialnya baik. Sementara keberadaan IMM, lanjut Wahid, dituntut untuk menjadi bagian dalam mengentaskannya.
Pertama yang harus dimiliki oleh kader IMM untuk menjawab persoalan sosial adalah penguatan intelektualitas, karena dengan intelektual yang kuat akan melahirkan sikap kritis terhadap segala realitas. Dengan intelektualitas yang kuat pulalah gerakan IMM akan menjadi gerakan yang terukur dan terarah.
Jika intelektualitas sudah mapan, Wahid menambahkan, maka langkah berikutnya adalah aksi. Aksi tidak berarti harus demonstrasi. Melainkan aksi-aksi sosial lain seperti Analisis Sosial, Pembinaan dan yang lainnya juga tak kalah penting.
Tak jauh dengan pandangan Sekretaris Umum DPD IMM Jawa Tengah Periode 2016-2018, Badrun Nuri. Ia membenarkan bahwa kadar Intelektualitas kader IMM adalah bagian terpenting dalam gerakan IMM. Menurutnya, sisi Intelektulitas yang melekat pada diri IMM adalah senjata ampuh untuk bergerak dalam memainkan peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Intelektulitas IMM dalam pandangan Badrun adalah intelektualitas yang harus dimaknai sebagai keilmuan yang berdampak. Badrun menjelaskan bahwa intelektualitas tidak boleh hanya bertengger dalam bingkai teori. Tetapi keilmuan harus diterjemahkan ke dalam bentuk praksis yang nyata dan konkrit. Kerena intelektualitas yang tidak dirasakan kebermaanfaatannya hanya akan menjadi serpihan-serpihan yang lambat laun akan tertimbun oleh sejarah.
”Intelektualitas IMM adalah tanda kebangkitan gerakan Mahasiwa”. Tegas Badrun saat ditemui di sela-sela acara pelantikan.
Pelantikan DPD IMM Jawa Tengah Periode 2016-2018 belangsung meriah dan khidmat. Karena selain dihadiri oleh ratusan kader IMM dari berbagai daerah di Jawa Tengah juga dihadiri oleh Bupati Kudus, H. Musthofa SE. MM, Ketua FOKAL IMM Jawa Tengah, Dr. Farid Wajdi MM, Dan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jawa Tengah, H. Khafid Sirotuddin SE. M. Si yang bertindak sebagai pembicara pada dialog kebangsaan usai Prosesi Pelantikan. (Naufil)