PCA Kangkung Launching Madrasah Ummi
PWMJATENG.COM, KENDAL – Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kangkung, Kendal melaunching sebuah amal usaha baru, yaitu Madrasah Ummi Aisyiyah, sebuah amal usaha yang diperuntukkan untuk ibu-ibu senior sebagai media menuntut ilmu, khususnya ibu-ibu senior atau calon ibu senior.
Ketua PCA Kangkung, Hj.Mardhiyah mengungkapkan, hasrat mendirikan Madrasah Ummi Aisyiyah dilandasi dan didorong banyak hadits dan ayat Al qur’an yang memerintahkan ummat Islam senantiasa memperlajari isi ayat-ayat Al qur’an.
“Sesunggunya proses belajar manusia adalah sepanjang hayatnya, sejak lahir hingga ajal menjemput. Belajar atau menuntut ilmu menjadi faridhoh (kewajiban) bagi setiap muslim dan muslimah” ungkapnya pada Ahad (13/10) di serambi Masjid Al Ittiba’ Truko, Kangkung.
Bahkan Rasulullah memerintahkan muslim dan muslimat wajib menuntut ilmu sejak dari ayunan ibu sampai ajal menjemput. “Madrasah Ummi Aisyiyah yang kami hadirkan di tengah-tengah masyarakat sebagai sarana menuntut ilmu bagi para senior, khususnya para ibu , dengan tujuan utama memasyarakatkan Al qur’an, mencerahkan ummat dan membangun peradaban mulia, bi idznillah” ujar Mardhiyah.
Beliau melanjutkan, Madrasah Ummi Aisyiyah memiliki visi, yaitu mendidik kaum ibu yang mulia di hadapa Allah, berjiwa Al qur’ani, dan bermanfaat di tengah masyarakat. Untuk meraih visi tersebut akan dilakukan pengajaran Al qur’an dalam bentuk tulis dan baca Al qur’an sehingga bebas dan buta ayar-ayat Al qur’an. “Kami juga mengajarkan fiqih, hadits dan bimbingan ibadah praktis bagi para ibu” sambungnya.
Launching Madrasah Ummi Aisyiyah ditandai dengan membaca basmallah bersama, dilanjutkan dengan tausyiyah yang disampaikan oleh direktur Pondok Modern Darul Arqam 1 Muhammadiyah Patean, KH. Ustadz Iskhaq.
Di hadapan jamaah anggota Madrasah Ummi Aisyiyah beliau mengatakan, belajar Alquran tak mengenal usia, dalam hal dunia tidak ada istilah masa tua. “Selama kita masih bergerak bisa mnghasilkan uang maka masa tua tidaklah ada, akan tetapi ketika bicara mencari ilmu maka usia lanjut selalu menjadi alasan untuk mengindarinya” ucapnya disambut senyum jamaah.
Beliau menyampaikan bukti, tidak sedikit para muslim dan muslimah di usis senja berhasil menjadi hafidz Al qur’an. “Adalah Ummu Shalih 82 tahun, menghafal Al qur’an ketika usianya menginjak 70 tahun. Tamasyanya ke taman hafalan Al qur’an. Ketika berada di taman ayat-ayat suci, Ummu Shalih sulit menghentikan mulutnya untuk berhenti membaca Al qur’an” kata Iskhaq. Dikatakannya, pada usia 13 tahun, Ummu Shalih telah hafal 3 juz, tetapi setelah menikah, beliau disibukkan dengan urusan keluarga. “Baru berusia 70 tahun Ummu Shalih mulai sadar dan berkeinginan untuk hafidzah Al qur’an”.
Menurut ustadz Iskhaq untuk berhasil menjadi hafidz Al qur’an dibutuhkan hanya berkemaun kuat dan tidak malu dan mengakui bahwa kita masih butuh ilmu.
Ditambahkan di era sekarang banyak orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke pondok atau sekolah berlabel tahfidz Qur’an, akan tetapi sebagai orang tua hanya sebatas berkeinginan pada anaknya, sedangkan dirinya tidak memahami apa sebenarnya manfaat tahfidz Qur’an.
Beliau berharap dengan di canangkannya program baca tulis Alquran yang dipelopori oleh Aisyiyah Cabang Kangkung maka kita bukan hanya sibuk membangun generasi hafidz Quran akan tetapi sebagai orang tua juga ikut belajar dan memahami apa makna dan kandungan Quran yang sebenarnya. (Har/Lazismu Kendal)