Ketua MPI Kendal Dikukuhkan Sebagai KS SMK Muhammadiyah 5 Patean
PWMJATENG.COM, KENDAL – Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PDM Kendal, H. Agus Budi Utomo, ST, M.Pd dikukuhkan sebagai Kepala SMK Muhammadiyah 5 Patean Sabtu (21/9) di STIT Muhammadiyah Kendal. Pengukuhan Agus bersama dengan Dhian Arif Febriyanto, S.Pd, Si dan Sri Lestari, S.Pd.I, masing-masing sebagai Kepala Madrasah Aliyah (MA) Muhammadiyah 2 Patean, dan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Plantaran, Kaliwungu Selatan. Sedangkan yang melantik adalah wakil ketua PWM Jawa Tengah Prof, Dr. H. Daelamy, SP.
Agus Budi Utomo menjabat kepala SMK Muhammadiyah 5 Patean menggantikan Tjutrijoso, SP yang telah habis masa jabatannya. Sedangkan Dhian Arif Febriyanto jabatan Kepala Madrasah periode ke dua. Adapun Sri Lestari menggantiikan Siti Mardhiyah yang juga masa jabatan sekolah telah berakhir.
Prosesi pelantikan Kepala Sekolah/Madrasah sebagai awal sebelum dimulainya Bintek peningkatan kompetensi guru Ismuba yang diselengarakan oleh Majelis Dikdasmen PDM Kendal yang akan berlangsung selama 2 hari
Bagi Agus Budi Utomo, menjabat sebagai Kepala Sekolah (KS) di lingkungan Muhammadiyah bukan sesuatu yang baru, karena sebelumnya, beliau yang juga ketua PDPM Kendal 2011 – 2015 pernah menjabat Kepala SMK Muhammadiyah 4 Sukorejo 2 periode, 2011 – 2019. Tetapi beliau menyadari bahwa menjabat KS di SMK Muhammadiyah 5 Patean memiliki keunikan tersendiri.
“Saya menilai SMK Muhammadiyah 5 Patean berada di payung besar, yaitu Pondok Modern Muhammadiyah Darul Arqam, sehingga kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh kepala sekolah harus melibatkan direktur pondok” kata Agus ketika ditemui pwmjateng.com usai pelantikan.
Terkait dengan peluang untuk memajukan SMK yang dipimpinnya, sebagai tahap awal beliau akan menginventarisir potensi yang ada di SMK, yaitu jurusan Multimedia dan Farmasi.
“Selain SMK, di pondok juga ada MTs Muhammadiyah 2 dengan jumlah peserta didik 750 lebih. Sementara saya melihat jumlah siswa SMK di situ masih relatif sedikit, kisaran 200 an, dan saya berharap lulusan MTs bisa terserap di SMK Muhammadyah 5. Dari situ kita bisa melihat potensi yang dimiliki setiap siswa untuk dikembangkan tanpa menghilangkan ciri khas pondok, dan di kejuruannya kuat. Ini yang akan kita cari formulasinya” ujarnya.
“Kita juga harus banyak sharing dengan para guru melalui program kerja tanpa meninggalkan ciri khas pondok Muhammadiyah. Selain mata pelajaran pokok sekolah, dan pondok yang bisa dikembangkan dan dimajukan adalah ekstrakurikuler, TSPM dan HW” sambungnya.
Agus berharap ke depan SMK Muhammadiyah 5 Patean mampu bersaing dengan sekolah – sekolah di luar Muhammadiyah, strateginya adalah penguatan SDM di internal sebelum ekspansi ke luar.
“Insyaallah dengan SDM yang bagus, materi dan bekal anak – anak didik melebihi di atas rata-rata maka prestasi di luar Muhammadiyah dapat diraih, karena anak-anak di pondok 24 jam ada di pondok, dukungan orang tua terhadap finansial dan akademik tidak perlu dikhawatirkan”.
Sementara itu Prof. Daelamy dalam arahannya mengatakan, mestinya ada tahapan – tahapan sebelum dilaksanakan prosesi pelantikan kepala sekolah yang baru, yaitu dilakukan dulu pemeriksaaan atas kinerja kepala sekolah lama, termasuk di dalamnya tentang keuangan sekolah sesuai jenjang pendidikan dan kewenangan yang memeriksa.
“SD dan MI yang berwenang memeriksa adalah PCM, SLTP wewenangnya adalah PDM, dan SLTA yang punya wewenang memeriksa adalah PWM” kata Daelamy.
Beliau meneruskan, setelah dilakukan prosesi pelantikandilanjutkan denganpenandatanganan berita acara serah terima memori hasil kinerja kepala sekolah lama kepada yang baru.
“Tahapan-tahapan tersebut sebagai bentuk dan wujud sekolah Muhammadiyah modern dan kepala sekolah yang baru akan melanjutkan kerjanya berdasarkan memori yang diterimanya”
Sedangkanketua Majelis Dikdasmen PDM Kendal, Drs H Sodiq Purwanto, M.Pd mengatakan, Bintek Ismuba dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Majelis Dikdasmen di tingkat pusat, wilayah dan daerah.
“Bintek Ismuba merupakan bagian penting dari penyelenggaraan pendidikan di sekolah Muhammadiyah” kata Sodik.
Menurutnya, pihak Dikdasmen PDM Kendal berulang-ulang menyelenggarakan Bintek Ismuba minimal 2 kali.
“Tetapi kita evaluasi dan laporkan ke wilayah dan daerah, bahwa tahun kemarin kita selenggarakan kegiatan semacam ini, tetapi kami nilai gagal” ujarnya.
Letak kegagalan menurut Sodik adalah banyak peserta yang meninggalkan kegiatan dan pulang.
“Salah satu indikatornya adalah banyak peserta yang pulang, sebelum acara selesai”
Beliau berharap kegiatan di STIT ini untuk mempertahankan peserta tidak pulang sampai acara selesai, dan kehadiran peserta dalam Bintek ini sampai tuntas sebagai indikator minimal. Lebih dari itu Bintek Ismuba harus dikawal agar lebih bermakna. (Fur/MPI Kendal)