Pemuda Muhammadiyah dan KOPPIMU hadirkan Mukidi, beri motivasi berwirausaha kaum muda
MAGELANG – Pemuda Muhammadiyah Kab Magelang melalui bidang Ekonomi mengadakan pelatihan kewirausahaan, belum lama ini. Pelatihan tersebut untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dikalangan Angkatan Muda Muhammadiyah. Acara yang dilaksanakan di Auditorium Rektorat Universitas Muhammadiyah Magelang ini dihadiri sekitar 200 peserta. Kepanitiaan acara ini selain dari Bidang Ekonomi PDPM, melibatkan juga dari KOPPIMU (Komunitas Pengusaha Pemuda-Pemudi Muhammadiyah).
KOPPIMU adalah sekumpulan pengusaha muda dari kalangan Muhammadiyah. Komunitas ini diprakarsai oleh bidang ekonomi Pemuda Muhammadiyah Kab. Magelang, yang diketuai Sigit Priatmaji, ST.
Pelatihan tersebut menghadirkan dua orang narasumber yaitu, Mukidi, sebagai pengusaha kopi “Mukidi” asal Temanggung. Pemateri lain adalah M. Ahkamudin Arofi, M.ESy, MM dari Majelis Ekonomi PWM Lampung dan sekaligus sebagai Direktur BMT L-Risma.
Menurut Mukidi banyak image tentang petani, bahwa petani itu miskin, kumuh dan tidak berpendidikan. Mukidi telah membuktikan bahwa image itu tidak benar, Mukidi adalah pengusaha kopi yang sukses. Dalam melakoni bisnis seseorang tidak boleh menyerah dan harus tetap konsisten dengan bisnisnya. Pada materinya Mukidi juga memaparkan strategi dalam marketing.
Tidak jauh berbeda dengan Arofi, pemateri ini juga mengatakan bahwa dalam berbisnis tidak boleh menyerah dan konsisten dengan bisnis yang dilakoninya. Menurut Arofi dalam wirausaha dibutuhkan ide kreatif dan manfaatkan potensi yang ada disekitar kita.
Arofi menyayangkan banyak orang tua yang mengarahkan anaknya untuk menjadi PNS setelah kuliah. Pesan Arofi jangan jadi sarjana bermental karyawan. Wejangan lain Arofi adalah bahwa bisnis yang bagus itu adalah yang di buka, bukan yang ditanyakan (bisnis apa yang bagus?). Menjadi pengusaha tidak perlu banyak teori tetapi harus langsung masuk dalam dunia bisnis langsung. Modal pengusaha menurut arofi adalah keberanian, profsional dan konsisten dengan usahanya. Pesan terahir sebelum materi selesai adalah, jika bisa sukses diusia muda, kenapa harus menunggu tua. (NSP)