Wow, Gaung Karawitan Bocah SD Muh 1 Terdengar di Eropa
PWMJATENG.COM, Solo – Gaung Gamelan Sekolah Dasar Swasta Rujukan (SDSR) memikat warga Eropa. Salah satunya Mr. Gabriel Laufer dari Belgia guru sekolah Perancis di Jakarta untuk berkunjung ke SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah.
Dia melihat dan bermain Gamelan Pelog, Slendro dan Perkusi sejak tahun 1996 di KBRI Brussel. Keunggulan budaya Jawa dibandingkan dengan kultur lain terletak pada keseimbangan berolah rasa, olah jiwa dan olah pikir.
“Hari ini saya berkunjung SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta yang memiliki Gamelan yang luar biasa, saya merasa bahagia, hidup, halus, dan manis sekali. Saya senang sekali dengar dan ngobrol dengan murid-murid yang pintar. Dan mereka memiliki rasa musikal yang tinggi dan ekspresi mereka balas langsung dengan senyum, generasi kekinian bisa komunikasi peradaban tempo dulu melalui gamelan, matur nuwun,” katanya. Kamis (20/9/2018).
Dalam kesempatan ini sebanyak 30 peserta didik tampilkan 5 Gendhing di antaranya Monggang, Menthog-menthog, wulanging jagad, suwe ora jamu dan gangsaran.
Salah satu guru Ekstrakurikuler, Ki Agung Sudarwanto, S.Sn., M.Sn, mengatakan kehadiran Mr. Gabriel meyakinkan para peserta didik untuk nguri-nguri yang kelak diharapkan ngurip-urip seni tradisi.
“Ini menjadi langkah kami guna menunjukkan ke seluruh elemen masyarakat di Tanah Air, terutama di Surakarta, gamelan sudah dikenal alam jagat dunia. Selain bicara soal gamelan dan karawitan, esensinya adalah petik praktik baik Penguatan Pendidikan Karakter karena membutuhkan kerja sama atau gotong royong,” Ujar Pria yang dikenal dalang Muda Berkemajuan.
Wakil kepala sekolah bidang Humas Jatmiko dalam sambutannya menyebut generasi muda pada kenyataannya terbagi menjadi dua golongan yaitu generasi Y atau biasa kita kenal dengan istilah generasi milenial dan generasi Z. Generasi milenial adalah kelompok manusia yang lahir pada periode tahun 1980-1997, sedangkan generasi Z adalah generasi yang lahir di atas 1997. (Jatmiko)