Catatan Mengenai Umar Hasyim
Siapa yang menyangka, bahwa di dekat daerah penulis lahir, pernah ada seorang ulama Muhammadiyah yang dikenang karya dan gerakannya. Ulama dengan sosok karismatik tersebut bernama Ust. Umar Hasyim. Penulis sebenarnya pernah mengerti nama beliau ketika Sekolah Menengah Atas. Dalam suatu kesempatan ketika penulis masuk ke kantor kepala sekolah, terlihat foto berderet kepala sekolah dari masa ke masa berdiri hingga saat itu. Lantas penulis lihat yang menjadi kepala sekolah pertama adalah alm. Umar Hasyim. Ternyata beliau adalah salah satu pendiri dan kepala sekolah pertama Sekolah Menengah Atas tersebut. Tidak hanya itu, gagasan beliau tentang Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) tidak main-main. Selain SMA Muhammadiyah Mayong, ada juga Rumah Sakit Pusat Kesehatan Umum (RS PKU) Muhammadiyah Mayong, dan SD Muhammadiyah Blimbingrejo. Beliau juga menjadi tokoh berkembangnya dakwah Muhammadiyah di desa tempat kelahirannya yaitu Desa Blimbingrejo yang bertempat di Kec. Nalumsari Kab. Jepara.
Umar Hasyim lahir di Desa Blimbingrejo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, sebelah timur desa penulis. Desa tersebut menjadi perbatasan antara Kab. Jepara dan Kab. Kudus. Untuk tanggal, bulan, dan tahun lahir beliau, penulis belum mengetahuinya. Beliau meninggal sekitar tahun 1993 menurut salah satu sumber yang pernah bercerita ke penulis. Akan tetapi dalam perjalanannya tidak ada anak beliau yang melanjutkan dakwahnya sehingga menurut beberapa sumber, yang melanjutkan perjuangan dakwah beliau adalah murid dan sahabat-sahabatnya serta sanak saudaranya.
Penulis tertarik untuk mengulas beliau semenjak penulis duduk di perkuliahan. Dalam kesempatan lain penulis menemukan ternyata beliau pernah kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan penulis yaitu di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dari sekian banyaknya karya beliau, hanya satu karya beliau yang penulis ketahui yakni berjudul Muhammadiyah Jalan Lurus dalam Tajdid Dakwah, Kaderisasi, dan Pendidikan. Karya tersebut bagi penulis sangat fenomenal, karena di saat zamannya masih jarang mengulas tentang Muhammadiyah sampai pada tataran grass root, beliau berani menghadirkan fakta di lapangan tentang perkaderan, pendidikan, dan dakwah Muhammadiyah di sekitar tempat tinggalnya. Manakala dihadapkan pada kondisi Muhammadiyah daerah pesisir, khususnya Jepara dan sekitarnya. Dalam buku tersebut beliau berani mengkritik kondisi internal Muhammadiyah dan melampirkan banyak keputusan-keputusan penting Muhammadiyah selang waktu 1940-1987.
Buku yang diterbitkan oleh Bina Ilmu dari Surabaya pada tahun 1990 dan diterbitkan ulang ketika Muktamar Muhammadiyah 2010 di Yogyakarta itu memanglah sesuai dengan sepak terjang beliau dalam dunia dakwah, kaderisasi, dan pendidikan. Buku yang menurut penulis layak dijadikan pedoman ideologisasi Kemuhammadiyahan. Walaupun penulis tahu bahwa dokumennya (lampirannya) hanya sampai pada tahun 1987, akan tetapi menjadi hal yang sangat penting manakala kita sebagai generasi penerus mampu melihat kondisi kemuhammadiyahan di sekitar Jepara pada waktu itu dengan karya beliau. Dan dengan karya ini, beliau menjadi salah satu pelopor berdirinya AUM di bidang pendidikan, kesehatan, serta menerapkan dakwah dengan metode GJDJ (Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah) di Ranting Blimbingrejo.
Secara singkat penulis akan menunjukkan apa saja yang ditulis beliau dalam bukunya. Buku ini terdiri dari 5 bab dan beberapa lampiran. Dalam bab pertama beliau menggunakan istilah “Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid, Antara Harapan dan Kenyataan “. Di akhir bab, beliau melakukan penelitian dengan metode angket di Desa Mayong Kidul Kab. Jepara mengenai perkembangan dakwah Muhammadiyah. Selain itu, di awal bab 1 ini ada contoh kasus dakwah di pesisir dan pedalaman Jawa Tengah.
Di bab 2 beliau mengarah kepada “Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam, Antara Harapan dan Kenyataan”. Dalam bab ini berbicara tentang kehidupan ranting yang dibangun melalui pengajian dan gerakan jamaah dakwah jamaah. Hal ini beliau aplikasikan dalam sistem dakwah di Ranting Muhammadiyah Blimbingrejo, yang sekarang ini menjadi salah satu ranting, dari segi kuantitas banyak dan segi kualitas juga cukup diperhitungkan. Dengan perkembangan amal, dari PAUD, SD, SMP dan Ponpes Modern serta AUM yang lainnya.
Bab 3 berbicara tentang “Kaderisasi: Masalah Terbesar Muhammadiyah Kurun Ini”. Secara tegas beliau mengkritisi tentang permasalahan perkaderan serta program perkaderan Muhammadiyah secara keseluruhan yang tidak terlalu efektif di zamannya. Mempertanyakan keberadaan Angkatan Muda Muhammadiyah serta memberi penjelasan tentang Angkatan Muda Muhammadiyah sebagai pewaris, penerus, dan calon pemimpin Muhammadiyah. Beliau juga berpandangan bahwa kader adalah amanah dan tanggung jawab pimpinan. Jangan sampai pimpinan tidak ngopeni (mengurus) kader, apalagi membiarkan kader merasa hidup sendiri di jalan dakwah.
Bab 4 membicarakan tentang arah sekolah dengan judul sub bab “Hendak ke Mana Sekolah-Sekolah Muhammadiyah?”. Dalam bab ini beliau menyampaikan tentang ciri khusus sekolah Muhammadiyah. Menurut beliau sekolah Muhammadiyah berbeda dengan yang lain karena di sekolah Muhammadiyah ada pendidikan keislaman dan kemuhammadiyahan. Beliau juga menyampaikan tentang fungsi sekolah Muhammadiyah, dimana tujuan dan fungsi tersebut beliau kutip dari Qaidah Perguruan Dasar dan Menengah yang diputuskan oleh PP Muhammadiyah dengan No. 06/PP/1988.
Bab 5 membicarakan tentang beberapa permasalahan, yakni tentang membangkitkan Muhammadiyah, memurnikan AUM, dan konsolidasi organisasi.
Adapun yang penulis review terakhir ini adalah tentang lampiran-lampiran yang dimuat beliau. Berikut ini penulis sampaikan lampiran yang dimuat dalam buku Muhammadiyah Jalan Lurus.
1. 12 Langkah Muhammadiyah Tahun 1940
2. Langkah Muhammadiyah Tahun 1947
3. Langkah Muhammadiyah Tahun 1950
4. Langkah Muhammadiyah Tahun 1952-1956
5. Khittah Muhammadiyah Tahun 1956-1959
6. Langkah Muhammadiyah Tahun 1959-1962
7. Pedoman Pelaksanaan Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam dan Amar Makruf Nahi Munkar
8. Rumusan Pokok-Pokok Persoalan Tentang Ideologi Keyakinan Hidup Muhammadiyah
9. Rumusan Pokok-Pokok Tentang Khittah Perjuangan Muhammadiyah
10. Rumusan Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembaharuan Pembinaan Kader dalam Persyarikatan Muhammadiyah
11. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
12. Khittah Perjuangan Muhammadiyah
13. Keputusan Muktamar ke-38 Tentang Program Muhammadiyah Periode 1971-1974
14. Program Muhammadiyah Tahun 1974-1977
15. Keputusan Muktamar ke-40 di Surabaya Bidang Program
16. Penjelasan 10 Garis Kebijaksanaan Pimpinan Muhammadiyah Tahun 1978-1981
17. Pedoman Hidup Beragama dalam Muhammadiyah
18. Panca Program ” Mapendappu”
19. Qaidah Perguruan Dasar dan Menengah Muhammadiyah
20. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 5/PP/74
21. Pedoman Kerja Pimpinan Muhammadiyah Majelis/Bagian Tabligh
22. Program Persyarikatan Muhammadiyah Periode 1985-1990
23. Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah
24. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
25. Penjelasan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
26. Anggaran Dasar Muhammadiyah
27. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
28. Keputusan PP Muhammadiyah No. 17/PP/1987 tentang Qaidah Badan Pendidikan Kader Muhammadiyah
Sebelumnya penulis dengan penuh kesadaran memang belum begitu banyak tahu mengenai kiprah beliau di jalan dakwah. Akan tetapi tulisan ini diharapkan sebagai pemantik bagi pembaca sekalian yang lebih tahu tentang kiprah beliau guna pengumpulan informasi yang lebih banyak dan akurat. Dari beberapa sumber yang sempat penulis ajak berdialog mengenai Alm. Umar Hasyim, memang mereka menyebutkan bahwa belum ada buku atau tulisan otentik yang dengan sengaja menceritakan tentang kiprah beliau (biografi / otobiografi). Maka penulis tertarik untuk mengawali supaya beliau beserta karyanya tidak akan tenggelam oleh sejarah dan terlupakan oleh generasi selanjutnya.
Dalam waktu dekat, salah satu ranting di Cabang Mayong akan mengadakan agenda bedah buku Muhammadiyah Jalan Lurus karya beliau. Ini menjadi menarik manakala sang pembedah buku adalah ketua PDM jepara sekaligus salah satu saksi sejarah tentang kiprah beliau.
Oleh: Roynaldy Saputro (Guru SMA Muhammadiyah Mayong) | Editor: Tuti Astha3