Berita

Biar Sholat Khusyuk, KH Fachrurozi: Cilik Digendhong, Gedhe Digandheng

PWMJATENG.COM, DEMAK – Kiai kondang asal Kota Semarang, KH Fachrurozi mengajak umat Islam untuk memahami ilmu tentang ibadah puasa. Hal itu penting agar ibadah puasa menjadi benar, khusyuk, dan tenang.

”Ilmu ibadah puasa hendaknya dipahami setiap umat Islam. Dengan begitu, ibadah menjadi tenang,” katanya di depan ratusan hadirin.

Dia juga mengajak kepada umat Islam dan kader Muhammadiyah agar menggiatkan amalan di malam Bulan Ramadan. Untuk itu, jangan sampai hati tergoda dengan keriuhan anak-anak yang juga ikut beribadah di dalam masjid.

”Kalau ada anak ikut shalat tarawih kok anteng, itu ada dua kemungkinan. Pertama, bocah itu pasti ngantuk, kalau tidak meriang (sakit). Biar tenang, diminumi obat antimo saja, insyaallah ngantuk kabeh,” kata dosen UIN Walisongo itu yang langsung disambut gelak tawa hadirin.

Saat itu, dia memberikan tausiah mengenai persiapan umat Islam menjelang Bulan Ramadan. Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang itu membawakan materi pengajian dengan sangat gayeng. Banyak joke-joke lucu yang disampaikan, hingga membuat jamaah Muhammadiyah Cabang Sayung itu tertawa terpingkal-pingkal.
Dia mengajak umat Islam untuk bisa menikmati ibadah puasa. Jangan sampai, ibadah terganggu dengan keberadaan anak-anak ketika beribadah di dalam masjid.

Sebab, kata dia, 10 atau 20 tahun ke depan mereka yang akan menggantikan kita memakmurkan masjid. Anak-anak hendaknya diajak, jangan diperintah.
”Cilik digendhong, gedhe digandheng (Kecil digendong, besar digandeng-Red). Kenapa? Anak-anak datang di masjid karena umumnya tidak pernah didampingi orang tuanya, jadi sulit diatur. Kalau yang mengingatkan orang tuanya, aman,” katanya.

Dia membenarkan, setiap umat Islam hendaknya menjaga shalat khusyuk. Bentuk kekhusyukan shalat itu, seseorang tetap sadar terhadap lingkungan sekeliling.

”Kalau ada trafo PLN meledak. Ya, semua jamaah kaget. Itu wajar. Lha kok ana sing ora kaget, berarti kupinge budhek (telinganya tuli-Red),” katanya disambut gemuruh tawa hadirin.

Yang tidak khusyuk itu, lanjut dia, ketika ada suara trafo meledak orang yang sedang shalat berkata dalam hati, ”Biasa. PLN kae, semrawut tenan,” katanya disambut ger-geran hadirin.

‘’Puasa mulai dari shubuh dan diakhiri saat memasuki waktu maghrib. Jadi, bukan diawali dari imsak,’’ katanya.

Sahur itu, ungkapnya, adalah sunah dalam ibadah puasa. Sunahnya sahur itu di akhir waktu malam. ‘’Sanes imsak. Imsak itu bukan mulai puasa, tetapi dimulai masuk waktu subuh. Jangan sahur jam setengah tiga atau tiga, biasanya tidur lagi. Akibatnya, shalat subuhnya kesiangan. Itu kurang bagus. Sunahnya, berbuka di awal waktu dan sahur di akhir waktu.’’

Dia menjelaskan, perbuatan yang membatalkan puasa itu hanya tiga hal, yakni makan dan minum yang disengaja, muntah disengaja, dan hubungan suami istri.

Dia juga mengajak umat Islam agar menunaikan ibadah shalat tarawih, baik berjamaah maupun tidak. Waktu shalat tarawih itu tidak harus setelah shalat Isya, tetapi bisa dilakukan pada tengah malam.

‘’Selanjutnya, tunaikan zakat fitrah. Kalau zakat mal tidak harus waktu Bulan Ramadan, bisa sewaktu-waktu,’’ katanya.

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid At Taqwa Purwosari Sayung, dr Fuad Al Hamidy mengatakan, pengajian itu lebih bersifat membekali jamaah tentang ibadah puasa di Bulan Ramadan.

‘’Sebagai umat Islam sudah seharusnya bergembira bila mendapati Bulan Ramadan. Dengan bekal ilmu yang benar, diharapkan ibadah puasa menjadi lebih bermakna,’’ katanya. (akar)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE