Otewe Food Peduli Gerakan Literasi Warga Tegal
PWMJATENG.COM, Tegal – Ada yang menarik dan layak diacungi jempol sebuah rumah makan otewe FOOD Tegal memberikan fasilitas untuk kegiatan NGOPI ( Ngobrol Pegiat Literasi ) Acara yang di awali oleh program kegiatan Taman Pustaka Muhammadiyah Kab Tegal dibawah naungan Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab Tegal. Memberikan inspirasi bagi masyarakat Tegal Khususnya, Slah satunya Rumah Makan Otewe Food yang teletak di jalan Nakula belakang GOR Kota Tegal. Sebanyak 30 peserta hadir dan uniknya peserta yang hadir ini dari berbagi kalangan diantara kalangan Mahasiswa, Dosen, Guru , Pengusaha , serta Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Warga Tegal. Pada 6/4/2018.
Menurut Arif Azman salah satu dari keluarga pemilik OTEWE Food Tegal menjelaskan, “ Sebuah kehormatan dan apresiasi gagasan Taman Pustaka Muhammadiyah Kab Tegal melalui MPI PDM Kab Tegal menginspirasi bagai warga Tegal untuk sadar budaya literasi perlu di ketahui Minat Baca Masyarakat Tinggi tetapi daya baca rendah. Inovasi yang sangat menarik jika terus di kembangkan, Saya harap bisa terus bergerak dan memberikan pencerahan saling berbagi untuk mengemabnagkan keilmuan menulis dan membaca khususnya. ‘’ ugka Arif Azman.
Dalam kegiatan tersebut membicarakan tentang “Urgensi Literasi Dalam Membangun Peradaban” sebagai pembicara Fathin Hammam Dhomiri Direktur LenTeRa Tegal dan di Moderatori Hendra Apriyadi selaku Koornas Serikat Taman Pustaka MPI PP Muhammadiyah. Menurut Fathin Hamam Dhomiri, Bagi generasi yang lahir tahun 70 an, istilah literasi adalah suatu hal yang baru dan kurang familiar, tidak heran jika sebagian dari kita ada yang bertanya tanya , “apa itu literasi”? Dalam kontek kekinian, memiliki definisi dan makna yang sangat luas, literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berfikiran kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Secara sederhana , budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau kualitas melek huruf atau aksara yang didalamnya berkaitan dengan membaca dan menulis .
Pernyataan bahwa tradisi literasi , khususnya membaca ada kaitannya dengan kemajuan peradaban diperkuat juga landasan teologis , kita bisa memahami dari wahyu yang pertama di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu ayat 1-5 surat al-alaq, yang bunyi ayat pertamanya adalah “Iqro” yang artinya Bacalah! Ternyata perintah Allah SWT yang pertama adalah membaca, bukan bekerja atau berdo’a. begitu pula jika kita membaca kisah kisah masa lalu, berkaitan dengan pusaka negeri Amarta ternyata berupa kitab bukan keris, tombak atau pedang. Hal ini setidaknya bertanda bahwa membaca dan menulis (literasi) adalah pekerjaan mulia dan utama.’’ ( Relawan LiterasiMU Kab Tegal)