TAK TAHU SYARI’AT ISLAM?
Oleh: Riza A. Novanto,S.Pd.I
Anggota MPI PDM Kab. Tegal
====================
ISLAM merupakan agama mayoritas yang dianut warga negara Indonesia. Namun mayoritas bukan berarti menentukan kualitas dalam berislam. Justru sebaliknya, bisa menjadikan tantangan berat bagi para pemeluknya. Sebab, sebagian dari mereka sudah merasa nyaman dalam berislam sehingga terkadang tidak memperhatikan apa yang sebenarnya harus dilakukan dan apa yang seharusnya ditinggalkan. Itu disebabkan karena ia tidak mengkaji kitab al-Qur’an secara mendalam, al-Qur’an seolah hanya dijadikan sebagai kitab untuk dibaca sehingga mengakibatkan ke-jumud-an atau kebekuan dalam berfikir. Kita seharusnya bersyukur dilahirkan dalam kondisi beragama Islam, namun bentuk kesyukuran itu masih hanya sebatas melaksanakan perintah yang kebanyakan orang lakukan, sehingga ia tidak berusaha dengan sungguh untuk apa berislam dan untuk apa syari’at itu. Mudah bagi seseorang yang ingin mengetahui syari’at Islam secara utuh. Tinggal bagaimana kemauan kita dalam upaya mencari tahu dan mempelajari apa itu syari’at Islam. al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan landasar dasar agama Islam, maka pelajarilah keduanya secara mendalam sehingga tahu apa itu syari’at Islam.
Belum lama ini jagad raya Indonesia digegerkan atas puisi yang dibacakan oleh Ibu Sukmawati. Puisi yang dibacakan dalam momen 29 tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018 tersebut tuai kontriversi. Puisi yang berjudul “Ibu Indonesia” itu dianggap mencidrai agama Islam. Menyinggung perihal syari’at Islam, cadar dan suara adzan. Berikut kata yang dianggap menyinggung “aku tak tahu syari’at Islam, yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah, lebih cantik dari cadarmu” kemudian pada bait yang lain “yang kutahu suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok, lebih merdu dari alunan adzanmu”. Mendengar puisi tersebut umat Islam tersinggung. Jika tidak tahu tentang syari’at seharusnya belajar mempelajari al-Qur’an bukan malah mencaci dan merendahkan syari’at. Lantas selama ini ia mempelajari apa?.
Alangkah damai dan aman jikalau semua orang yang menganut agama Islam mengetahui syari’at Islam, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sebab Islam mengajarkan perdamaian. Dalam al-Qur’an surat Q.S Al Jaatsiyah ayat 18 menjelaskan bahwa “Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) tentang urusan itu (agama), maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang yang tidak mengetahui”. Jelas bahwa jika semua syari’at (peraturan), dalam hal ini hukum suatu ajaran diterapkan maka pastilah semua aman dan damai.
Setidaknya ada tiga contoh real syari’at yang dilanggar tetapi dianggap biasa oleh sebagian orang terutama di Indonesia. Pertama menutup aurat, masih banyak perempuan Indonesia yang notabene beragama Islam namun belum menjalankan syari’at yang satu ini. Menutup aurat dianggap biasa tetapi memiliki dampak yang luar biasa. Dalam hal ini menutup aurat salah satu upaya menghindari dari pelecehan seksual yang kerap menjadi persoalan serius di negri ini. Kedua zina, ini masih ada kaitannya dengan masalah menutup aurat. Bahwa menutup aurat saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan menjaga. Ya, menjaga pandangan, menjaga nafsu, menjaga pergaulan dan lainnya. Selama ini zina seolah dianggap biasa, salah satunya melalui hubungan pacaran. Tidak punya pacar dianggap hal yang tidak biasa, ini kan sangat keliru. Ketiga mengambil hak orang lain. Dalam hal ini kita bisa amati bersama budaya korupsi di negri ini spertinya sudah mengakar dan tidak ada habisnya. Ketiga hal tersebut yang dianggap masalah besar dan menjadi PR kita bersama untuk saling mengingatkan. Ketiganya tersebut juga seolah menjadi permasalahan pokok di negri ini. Permasalahan pokok yang menjadi momok bangsa, jika tidak diatasi secara tuntas maka bangsa ini akan terus bertahan dengan keterpurukan. Keterpurukan yang dimaksud ialah keterpurukan moral, sikap, bahkan Intelektual. Maka sudah seharusnya masyarakat Indonesia sadar betapa pentingnya syari’at jika benar-benar diaplikasikan.(*)