Tanto Sukardi, Kisah Perjalanan Seorang Anak Petani Menjadi Profesor
MENJADI anak seorang petani, tak menghalangi untuk menggapai cita-cita. Hal ini telah dibuktikan oleh Kaprodi IPS Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof. Dr. Tanto Sukardi, M.Hum.
Bagi Tanto Sukardi, menjadi guru besar alias profesor Bidang Ilmu Pendidikan Sejarah FKIP UMP, adalah kejutan. Tanto Sukardi, dilahirkan di Desa Glempangpasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, 25 Oktober 1954. Merupakan putra keempat dari enam bersaudara pasangan keluarga pedesaan Bapak Atmo Sumarto dan Ibu Kemen (keduanya alm.) yang selalu setia menekuni pencahariannya sebagai petani.
Riwayat pendidikannya diawali dengan masuk Sekolah Rakyat (SR) Negeri Pedasong. Kemudian melanjutkan di Sekolah Teknik Negeri II (STN II) Cilacap, yang berhasil diselesaikannya pada tahun 1968.
Perjalan pendidikannya tidak berjalan begitu mulus, setelah selesai pendidikan di MAN Cilacap, Prof. Tanto sempat tidak melanjutkan pendidikannya mengingat kondisi ekonomi keluarga yang terpuruk. “ Karena kondisi waktu itu terpuruk, maka kegiatan pendidikan dipending dulu sampai situasinya memungkinkan Setelah mengalami masa vakum selama dua tahun, pendidikan saya mulai kembali pada tahun 1973 dengan masuk pada Jurusan Pendidikan Sejarah FKIS IKIP Yogyakarta,” katanya.
Pada tahun 1976 Prof. Tanto berhasil menyelesaikan program Sarjana Muda, dan dirampungkan pada pada akhir tahun 1979.
Sempat Jadi Guru Honorer
Di sela-sela menyelesaikan studi tingkat Sarjana (1976-1979), Ia sempat menjadi guru honorer di MAN Yogyakarta 1, dengan tugas sebagai guru sejarah dan PSPB. Kemudian pengalamannya diperluas lagi dengan menjadi guru sejarah dan PSPB di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta setelah lulus sarjana.
Dari pengalaman kerja sebagai guru sejarah dan PSPB, Prof Tanto mengaktu bisa memberi wawasan dan pengalaman yang sangat berharga yang mendasari karir sebagai pengajar sejarah pada masa itu.
Belum berhenti sampai disitu, pada akhir tahun 1980, Pria asal Desa Glempangpasir mengadu nasib dengan mengikuti tes sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan berhasil lulus dan diangkat sebagai dosen pada Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mulai saat itu, ia ditugaskan sebagai dosen yang dipekerjakan (DPK) pada IKIP PGRI Yogyakarta, Jurusan Pendidikan Sejarah (1980-1989). Tugas sebagai dosen Kopertis Wilayah V Yogyakarta itu dilaksanakan sampai dengan tahun 1989.
Sementara, mulai tahun 1990 pindah tugas sebagai dosen Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah dan memperkuat jajaran tenaga pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP Muhammadiyah Purwokerto, yang sejak tahun 1995 dikembangkan menjadi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Perpindahan itu dimaksudkan agar dapat merawat kedua orang tua yang sudah lanjut usia. Di samping dapat mengabdikan diri pada lembaga pendidikan yang Islami.
Kemudian pada tahun 1992 mengikuti program pendidikan Magister (S-2) pada Jurusan Humaniora Program Studi Ilmu Sejarah Unuiversitas Gadjah Mada, atas sponsor dan biaya dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (waktu itu masih IKIP).
Pendidikan Magister Ilmu Sejarah tersebut dapat diselesaikannya pada tahun 1995. Sejak saat itu kembali bertugas sebagai dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UMP sampai sekarang.
Terhitung sejak Tahun Akademik 2003/2004 melaksanakan tugas belajar pada jenjang pendidikan S-3 pada Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Menikahi Gadis Purworejo
Menikah dengan gadis Pureworejo, Eka Setyaningsih pada tahun 1996 dan dikaruniahi dua orang momongan, putra, putri. Putra pertama Nur ‘Adian Haristanto lahir pada tanggal 13 April 1997. Putra kedua, seorang putri lahir pada 15 Juni 2002 yang diberi nama Anissa Nurul Atika.
Pada saat ini keduanya sedang tumbuh beranjak dewasa. “Si sulung sedang menyelesaikan studinya di Jurusan Hubungan Internasional FISIP UNDIP Semarang. Terus si bungsu saat ini masih duduk di kelas X SMA Nageri I Purwokerto,” ungkapnya.
Selama pengabdiannya di Universitas Muhammadiyah Purwokerto telah berkesempatan menduduki jabatan struktural, yakni sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah periode 1990-1994, Pembentu Dekan I FKIP periode 1997-2000, Dekan FKIP pada periode 2001-2003, Sebagai Direktur Pascasarjana periode 2009-2013.
Selama melaksanakan tugasnya sebagai dosen, ia aktif melaksanakan kegiatan ilmiah, baik berupa kegiatan penelitian, seminar, maupun penulisan artikel.(han/tgr)