BELAJAR PROGRAM STUDY EXCHANGE 2012-2018
Oleh: Daryono Musabangga, Kepala SD Muhammadiyah 1 Purbalingga
Bulan Oktober 2012 merupakan masa dimana saya sebagai guru SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari-Purbalingga dipaksa oleh waktu untuk melakukan transisi jiwa dan pemikiran untuk menghadapi perubahan dari sebuah kenyamanan menuju perjalanan yang penuh tantangan. Selepas pulang dari Surabaya dalam program Pemagangan oleh Majelis Dikdasmen PCM Bobotsari sebagai calon Guru SD Muhammadiyah 1 Purbalingga. Saya disarankan oleh Prof. Imam Robandi (Wakil Ketua Majelis Dikdasmen) PP Muhammadiyah tahun 2012, untuk berangkat mengikuti Program Study Exchange bersama 22 Kepala Sekolah Muhammadiyah Indonesia dan 23 Kepala, Guru, serta Siswa Berprestasi dari seluruh Sekolah Negeri di Tanah Air.
Bermodal “Bismillah” dan “Nekad Fisabilillah” dengan membawa fotocopy KTP maupun asli, Akte, Ijazah terakhir dan Kartu Nikah Orangtua serta Surat Tugas perjalanan luar negeri. Akhirnya saya meluncur dengan sepeda motor Kharisma tahun 2004 menempuh perjalanan Bobotsari ke Kantor Imigras kabupaten Cilacap guna membuat paspor sebagai syarat utama untuk mengikuti Program Study Exchange dan jika Guru Muhammadiyah sudah membuat Paspor berarti 60% sudah siap berangkat ke luar negeri serta siap untuk mereposisi diri memajukan sekolah yang biasa-biasa saja menjadi Sekolah yang luar biasa (Excellent).
Alhamdulillah paspor a.n. Daryono sudah ada gengaman saya, setelah pulang-pergi seorang diri dengan minim pengalaman menempuh perjalanan Bobotsari-Cilacap sebanyak 4 kali (4 x 77 km) atau 2 jam 10 menit jika ditempuh dalam waktu normal dengan kendaraan umum dengan sistem pelayanan kantor Imigrasi masih konfensional. Pengalaman dalam membuat paspor ternyata sudah diikuti oleh 3 guru Musabangga, diantaranya: Usth. Rohayati pada tahun 2016, Usth. Tri tahun 2017 dikantor Imigrasi Cilacap, namun berbeda dengan Usth. Eti Musabangga yang sedang berangkat mewakili kepala SD Muhammadiyah 1 Purbalingga bersama 3 siswa pada tahun pelajaran 2017/ 2018. Beliau membuat paspor di tempat kelahirannya di kota Pemalang Jawa Tengah.
Mereka bertiga seperti Usth. Eti Musabangga yang saat ini sedang melakukan program Study Exchange SD Muhammadiyah 1 Purbalingga angkatan tahun ke-II di sekolah Malaysia maupun Singapura bersama SDM 26 Surabaya, SDM 1 Jember dan SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Sukoharjo dari tanggal 11-16 Maret 2018. Harus memiliki dan membawa Kartu Nama, Prospektus Sekolah, Majalah Sekolah, Profil Sekolah dalam bentuk materi Powerpoint berbahasa Internasional, Vandel serta Kamera yang bagus karena kepergian mereka ke negeri jiran adalah lawatan dengan membawa nama baik daerah masing-masing, khususnya nama baik negara Indonesia. Untuk melakukan memorandum of understanding (MoU) di bidang pertukaran sumber daya manusia (pendidik), siswa maupun kurikulum bertaraf Internasional.
Student Exchange di Musabangga merupakan program tahunan yang cukup sukses dari tahun ke tahun, baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam menyiapkan program student exchange dari kegiatan karantina peserta selama 3 hari, dengan materi fisik-kemandirian, kedisiplinan dan integritas sampai dengan ceremonial pelepasan bersama Ketua PDM Purbalingga, Kepala Dikbud serta Bupati Purbalingga pada hari Sabtu, 10 Maret 2018 dengan pengawalan Patwal Satlantas Polres Purbalingga serta pendampingan Panitia Student Exchange Musabangga dari keberangkatan Pendopo Dipokusumo kabupaten Purbalingga sampai dengan menghantarkan ke Bandara Adi Sucipto Yogyakarta.
In Syaa Allah, Kepala SD Muhammadiyah 1 Purbalingga akan menjemput kepulangan Peserta Student Exchange pada hari Jum’at, 16 Maret 2018, pukul 16.55 WIB. Di bandara Adi Sucipto Yogyakarta. (*)