Guru SD Muhammadiyah 1 Solo Raih Sertifikat CALA, Perkuat Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Digital

PWMJATENG.COM, SOLO – Dwi Jatmiko, guru SD Muhammadiyah 1 Solo, meraih sertifikat gelar nonakademik Certified Arabic Language Associate (CALA) dari Safwa Ulum Nafiah Islamiyah, lembaga pembelajaran daring bidang ilmu syariah dan bahasa Arab, Kamis (25/12/2025).
Sertifikat tersebut diraih setelah Dwi Jatmiko, yang mengampu mata pelajaran Bahasa Arab kelas III, mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) Nasional Guru secara daring pada 17–19 Desember 2025. Diklat tersebut mengusung tema Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Koding dan Kecerdasan Artifisial dengan pemateri Ahmad Makki Hasan, dosen Pendidikan Bahasa Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
“Alhamdulillah, ini merupakan berkah atas dukungan semua pihak. Saya berupaya mengoptimalkan misi sekolah, yaitu belajar sepanjang hayat melalui pembiasaan shalat wajib dan sunah, membaca Al-Qur’an, bersedekah, serta penggunaan bahasa Arab dalam keseharian,” ujar Jatmiko.
Ia menilai bahwa guru bersertifikasi perlu menghadirkan pembelajaran yang lebih interaktif, kreatif, dan menggembirakan dengan memanfaatkan media berbasis koding dan kecerdasan artifisial secara bijak.
“Transformasi digital harus dipahami dengan benar. Guru berperan sebagai learning designer, peserta didik sebagai subjek aktif pembelajaran, dan teknologi sebagai alat pendukung pedagogis yang digunakan secara etis, aman, dan bertanggung jawab,” jelas anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PDM Solo tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya etika digital dalam dunia pendidikan, khususnya perlindungan data pribadi siswa.
“Contohnya, penyebaran nilai, foto kegiatan kelas, atau data pribadi siswa di platform publik tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang,” ujar dai Champions MUI Pusat itu.
Dalam kesempatan tersebut, Jatmiko menjelaskan bahwa koding merupakan proses menyusun instruksi secara logis dan sistematis agar sistem digital dapat menjalankan tugas tertentu. Sementara kecerdasan artifisial (AI) memungkinkan mesin meniru kecerdasan manusia, seperti belajar, memahami informasi, dan menganalisis data.
Ia menyebutkan beberapa pemanfaatan AI dalam pembelajaran, antara lain ChatGPT untuk penyusunan materi dan soal, Google Gemini untuk analisis teks, Microsoft Copilot untuk pengembangan dokumen pembelajaran, serta QuillBot dan Grammarly untuk penyederhanaan dan perbaikan kualitas teks.
“Karena itu, guru memiliki tanggung jawab meningkatkan literasi digital dan etika data, memilih platform yang aman, melibatkan orang tua, serta mendorong kebijakan sekolah yang mendukung kolaborasi,” pungkasnya.
Kontributor: Dwi Jatmiko, M.Pd.
Editor: Al-Afasy



