Kurikulum SD Muhammadiyah: Fondasi Pendidikan Berkemajuan

Oleh : Marina Rizki Tri Cahyani, Nunik Tri Istiana, Joko Dwi Prayitno, Dr. Sri Sutarni, M.Pd.
PWMJATENG.COM, Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan Islam, dalam konteks pendidikan kurikulum dirancang untuk memastikan bahwa pendidikan tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang holistik dan integratif. Pendidikan pada sekolah/madrasah Muhammadiyah disiapkan untuk menjawab berbagai tantangan zaman.
Pada akhir tahun 2024, Majelis Pendidikan Dasar & Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen PnF) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah meluncurkan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah (KPM) yang menggabungkan antara Kurikulum Nasional dengan ciri khas pendidikan Muhammadiyah, yakni Kurikulum Ismuba (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab). Integrasi ini menegaskan peran sekolah sebagai pembentuk generasi berilmu dan berakhlak. Hal ini sesuai dengan pernyataan K.H. Ahmad Dahlan yakni, “Jadikan sekolah tempat membentuk manusia yang berilmu dan berakhlak”. Prinsip inilah yang menjadi dasar penyusunan kurikulum sejak kelas awal.
Visi pengembangan pendidikan dasar dalam KPM yakni terwujudnya transformasi pendidikan dasar dan menengah berbasis Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai karakter utama, holistik, dan integratif serta memghasilkan lulusan berkemajuan dengan etos pembelajar sepanjang hayat yang mampu menjawab kebutuhan zaman dengan tata kelola pendidikan unggul yang berdaya saing global dan inklusif. Kurikulum ini diterapkan oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah, termasuk di tingkat sekolah dasar. KPM memiliki beberapa kelebihan yang mendukung kebutuhan pendidikan masa kini.
Sesuai dengan Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD
Menurut Jean Piaget, anak usia 6-12 tahun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka senang mencoba hal baru dan mengekslporasi lingkungan sekitar. Selain itu, menurut Santrock (2018), anak-anak usia SD senang bekerja kelompok. Karakteristik pembelajaran pada kurikulum pendidikan Muhammadiyah di antaranya adalah holistik integratif yakni menggabungkan aspek kognitif, emosional-sosial, dan spiritual sehingga pembelajaran tidak hanya menekankan penguasaan materi akademik namun juga mengembangkan karakter dan kesadaran sosial anak. Selain itu, dalam KPM, pembelajaran harus dilaksanakan dengan melibatkan aktivitas siswa dan penerapan keterampilan secara langsung sehingga siswa tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif namun aktif menemukan pengetahuannya melalui kegiatan diskusi, praktik, eksplorasi dengan pendampingan guru.
Relevansi dengan Perkembangan Global
Sesuai dengan Gerakan Muhammadiyah yang berkemajuan, pengembangan kurikulum di sekolah Muhammadiyah adaptif sesuai dengan kebutuhan zaman, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai Al Islam (Ismuba). Pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan model dan metode pembelajaran aktif yang mengembangkan keterampilan critical thinking, creativity, communication, collaboration, citizenship, dan caracter (6C) abad ke-21. Buya Hamka mengingatkan, “Akhlak itu lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan”. Itulah sebabnya karakter menjadi pilar utama kurikulum SD Muhammadiyah. Keterampilan 6C juga dapat dikembangkan melalui kegiatan kokurikuler seperti kegiatan upacara, pembiasaan kultum setelah salat Dhuha, dsb serta kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Tapak Suci Puetera Muhammadiyah.
Proses pembelajaran juga memanfaatkan teknologi dan informasi (TI). Dalam kurikulum Muhammadiyah, TI dapat diajarkan sejak SD dengan tujuan agar siswa dapat memanfaatkan TI dengan benar dan bijak, tidak sekadar untuk bermain game atau media sosial. Beberapa SD Muhammadiyah bahkan telah memiliki laboratorium komputer dan menyelenggarakan pembelajaran TIK maupun koding dan robotic meskipun hal tersebut belum menjadi kewajiban pada kurikulum nasional tingkat SD. Penggunaan platform digital juga sudah mulai diterapkan oleh sebagian SD Muhammadiyah.
Pembelajaran yang Kontekstual
Siswa tidak hanya belajar dari buku teks. Pembelajaran berbasis pengalaman, pengamatan lingkungan, dan kegiatan tematik menjadi bagian dari rutinitas harian. Pembiasaan ibadah, budaya salam, dan kegiatan sosial disisipkan dalam proses belajar. Semua menjadi bagian dari kurikulum, bukan sekadar kegiatan tambahan.
Pembelajaran kontekstual bertujuan agar anak mengetahui manfaat dari belajar, bahawa belajar bukan hanya untuk memenuhi kewajiban dan mencari nilai, tapi untuk kehidupan mereka kelak. Pembelajaran kontekstual juga sejalan dengan konsep pembelajaran mindfull, meaningfull, dan joyfull.
Asesmen yang Menyeluruh
Penilaian di SD Muhammadiyah tidak hanya melihat angka. Sekolah menggunakan asesmen autentik: proyek, portofolio, jurnal ibadah, dan pengamatan sikap. Tujuannya sederhana: memotret perkembangan siswa secara menyeluruh yang melibatkan akal, hati, dan perilaku. Asesmen menjadi alat pembinaan, bukan sekadar evaluasi. Setiap asesmen dan evaluasi dalam Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah wajib mencerminkan keseimbangan antara pengukuran kompetensi akademik dan penguatan karakter Islami, sesuai dengan visi dan misi pendidikan Muhammadiyah.
Dapat Dikembangkan sesuai Kebutuhan Sekolah
Meskipun semua sekolah Muhammadiyah diwajibkan untuk menerapkan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah (KPM), namun KPM tidak membatasi kreativitas satuan pendidikan, Setiap sekolah dapat merekayasa atau memodifikasi KPM sesuai dengan ciri khas lingkungan atau budaya sekolah serta sesuai kebutuhan sekolah masing-masing. Beberapa sekolah Muhammadiyah menambahkan program khusus sesuai dengan visi sekolah masing-masing seperti program khusus tahfiz, program khusus bilingual, program khusus International Class Programme (ICP), program khusus sekolah berbasi alam, program khusus sekolah TI, dsb. Kurikulum di sekolah Muhammadiyah dapat dikembangkan dengan memenuhi prinsip integrasi nilai Ismuba pada semua mata pelajaran, berkemajuan, holistik dan berorientasi pada kemanusiaan, relevansi dengan perekembangan global, pemberdayaan peserta didik, serta pendidikan inklusif dan adaptif.
Sekolah yang memiliki program khusus seperti Bilingual atau ICP telah didukung dengan adanya penyediaan buku bilingual dari PP Muhammadiyah pada muatan pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Bahasa Inggris itu sendiri. Buku ini telah disusun dan diperuntukkan untuk sekolah-sekolah Muhammadiyah di Indonesia.
Kesimpulan
Kurikulum SD Muhammadiyah yang menerapkan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah terus adaptif menghadapi perubahan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai Islam berkemajuan. Kurikulum ini memadukan berbagai landasan baik dari Al-Quran dan As-Sunnah maupun teori-teori pendidikan yang sesuai, Dengan kurikulum yang integratif, guru yang inspiratif, serta asesmen yang komprehensif, SD Muhammadiyah bertekad menyiapkan generasi yang unggul, santun, dan siap menjadi pelanjut dakwah pencerahan.
Editor: Al-Afasy



