Akhlak Jadi Pondasi Utama, Ust. Jauhari Musthopa Ajak Anak Muda Perkuat Karakter Muslim

PWMJATENG.COM, PARAKAN — Masjid Al-Manar Parakan kembali dipenuhi jamaah dalam gelaran Kajian Ahad Pagi, Minggu (16/11/2025). Kali ini, kajian menghadirkan Ustaz Jauhari Musthopa dengan tema “Urgensi Akhlak dalam Kehidupan.” Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan bahwa akhlak adalah pondasi utama yang menentukan kualitas seorang Muslim, bukan sekadar pelengkap ibadah.
Ustaz Jauhari membuka kajian dengan mengutip hadis Rasulullah ﷺ: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Hadis ini, menurutnya, menunjukkan bahwa seluruh misi kenabian berfokus pada pembentukan karakter umat.
“Islam tidak hanya menuntut ketaatan ritual, tetapi juga kualitas perilaku dalam kehidupan sosial,” terangnya.
Penekanan terhadap akhlak menjadi bukti bahwa seorang Muslim yang baik bukan hanya tampak dari ibadahnya, melainkan dari sikap dan adabnya kepada sesama.
Dalam lanjutan penjelasannya, Ustaz Jauhari mengingatkan bahaya sikap berlebihan dalam memuliakan manusia—termasuk nabi. Ia mencontohkan riwayat ketika Rasulullah ﷺ menegur seseorang yang memberikan penghormatan secara berlebihan karena dapat mengarah pada pengkultusan.
Menurutnya, Islam mengajarkan keseimbangan antara penghormatan dan ketauhidan yang lurus.
Ustaz Jauhari juga menyampaikan bahwa seorang mukmin dengan iman paling sempurna adalah mereka yang paling baik akhlaknya. Ia menegaskan bahwa akhlak bukan sekadar etika, tetapi bagian yang tak terpisahkan dari ibadah.
“Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an,” ujarnya, mengutip penjelasan Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Beliau menambahkan bahwa setiap Muslim perlu meneladani karakter Rasulullah dengan menjaga hati, lisan, dan perbuatan.
Dalam materi yang ditampilkan, terdapat peringatan mengenai dampak buruk bagi orang yang berperilaku tidak baik kepada sesama. Ustaz Jauhari menekankan pentingnya menjaga lisan dan interaksi sosial—terlebih di era digital yang sering memicu kesalahpahaman dan konflik.
Ia mengajak jamaah untuk berhati-hati dalam bermedia sosial, tidak mudah terpancing emosi, dan mengedepankan sikap bijak.
Menutup ceramah, Ustaz Jauhari mengajak para jamaah, khususnya anak muda, untuk menjadikan akhlak sebagai identitas diri. Akhlak mulia, menurutnya, tidak hanya menghadirkan rasa hormat dari lingkungan, tetapi juga menjadikan seseorang teladan dan bagian dari upaya memperbaiki masyarakat.
Editor: Al-Afasy



