Berita

Rektor UMS Tekankan Kolaborasi-Sinergi Triple Helix ABG dan Akademisi dalam Forum BPOM RI

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, menjadi narasumber dalam Gebyar Academia, Business, Government (ABG) Collaboration yang digelar di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Jakarta, Sabtu (15/11). Kegiatan ini menjadi bagian dari refleksi satu tahun Asta Cita pemerintahan Prabowo–Gibran dengan fokus memperkuat ekosistem inovasi nasional melalui kolaborasi lintas sektor.

Dalam pemaparannya, Harun menegaskan pentingnya sinergi berbasis Triple Helix ABG—akademisi, bisnis, dan pemerintah—sebagai fondasi percepatan inovasi di bidang kesehatan, obat, dan makanan. Menurutnya, kolaborasi terstruktur antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas riset sekaligus memperkuat ketahanan nasional.

Rektor UMS juga menekankan relevansi Triple Helix Akademisi THK, yakni Teknologi Tepat Guna (TTG), Hilirisasi, dan Komersialisasi. Ia menyebut perguruan tinggi tidak hanya berperan sebagai pusat pengembangan ilmu, namun juga motor penggerak hilirisasi riset agar hasilnya dapat diadopsi industri dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Harun menyampaikan sambutan mewakili 20 perguruan tinggi negeri dan swasta yang memiliki fokus riset pada sektor kesehatan, obat-obatan, dan keamanan pangan.

“Kehadiran para pemimpin perguruan tinggi tersebut menunjukkan komitmen akademisi dalam membangun kolaborasi riset yang produktif dan berorientasi pada kebutuhan nasional,” jelasnya.

Kegiatan ini juga melibatkan 37 industri dari dalam dan luar negeri yang bergerak di sektor farmasi, pangan, teknologi kesehatan, dan bioteknologi. Keterlibatan industri menjadi indikator pentingnya jejaring kolaboratif dalam mendukung hilirisasi riset, membuka peluang komersialisasi, serta mempercepat transfer teknologi berbasis inovasi nasional.

“Kolaborasi tidak boleh berhenti pada penandatanganan kerja sama semata. Perlu pembentukan konsorsium atau kelompok kerja untuk mengawal implementasi program secara terukur dan berorientasi hasil,” tegas Harun.

Sementara itu, Kepala BPOM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., menegaskan bahwa BPOM akan terus menjadi mediator dalam memperkuat sinergi Triple Helix. Ia menyampaikan bahwa hubungan kolaboratif antara akademisi, industri, dan pemerintah merupakan fondasi lahirnya lingkungan inovasi yang responsif dan berstandar tinggi.

Melalui penyelenggaraan Gebyar ABG Collaboration, BPOM RI bersama para pemangku kepentingan berharap dapat memperkuat ekosistem inovasi kesehatan serta mempercepat upaya mewujudkan kemandirian bangsa dalam riset obat dan pangan aman.

Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE