UMS Teken MoA dengan Tiga Industri Korea untuk Penguatan Riset dan Inovasi Kesehatan

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan tiga industri asal Korea Selatan yang bergerak di bidang riset dan inovasi obat serta makanan. Penandatanganan berlangsung dalam rangkaian acara Gebyar Academia, Business, Government (ABG) Collaboration di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).
Penandatanganan MoA ini merupakan bagian dari upaya UMS memperkuat jejaring internasional dalam mendorong hilirisasi riset dan peningkatan kapasitas inovasi di sektor kesehatan. Industri Korea yang menjadi mitra memiliki reputasi kuat dalam riset farmasi, bioteknologi, keamanan pangan, dan pengembangan produk kesehatan berbasis teknologi.
Harun menegaskan bahwa kemitraan internasional tersebut merupakan implementasi konsep Triple Helix ABG (Academia, Business, Government) dan Triple Helix versi UMS, yakni Teknologi Tepat Guna, Hilirisasi, dan Komersialisasi (THT).
“Penandatanganan MoA ini juga menjadi bagian dari upaya UMS untuk memperkuat posisi sebagai perguruan tinggi riset yang berdaya saing internasional,” ujarnya, Sabtu (15/11).
Kerja sama dengan tiga industri Korea tersebut mencakup sejumlah fokus strategis, yaitu:
- Riset formulasi obat dan bahan baku aktif,
- Pengembangan pangan fungsional dan suplemen kesehatan,
- Inovasi teknologi pengujian keamanan obat dan makanan,
- Peluang hilirisasi dan produksi bersama skala industri,
- Pertukaran peneliti dan pengembangan kapasitas SDM.
Kehadiran industri Korea dalam forum di Jakarta ini sejalan dengan langkah BPOM RI yang menggandeng 37 industri dari dalam dan luar negeri untuk memperkuat ekosistem inovasi nasional. Penandatanganan MoA oleh UMS menjadi kontribusi konkret akademisi dalam membangun jaringan kolaboratif yang berdampak.
Harun menekankan bahwa kerja sama internasional harus direncanakan secara matang dan dijalankan secara terukur. Ia mendorong pembentukan kelompok kerja (working group) atau konsorsium tematik agar implementasi MoA dapat dikawal intensif dan menghasilkan luaran riset yang relevan bagi Indonesia dan komunitas global.
“Penandatanganan MoA ini menjadi momentum strategis bagi UMS dalam memperluas kemitraan internasional dan memperkuat kontribusi riset perguruan tinggi bagi pembangunan sektor kesehatan nasional melalui inovasi obat dan makanan berbasis teknologi maju,” tegasnya.
Editor: Al-Afasy



