Top Rektor Visioner: Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., Ph.D.

PWMJATENG.COM, SOLO, UMPKU — “Jangan biasa melakukan kebiasaan yang biasa untuk menjadi luar biasa.” Filosofi itu menjadi napas kepemimpinan Rektor Universitas Muhammadiyah PKU Surakarta (UM PKU) Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., Ph.D. — seorang pemimpin perempuan yang dikenal berlari kencang membawa kampusnya menuju arah baru: unggul, berkemajuan, dan berdampak.
Langkah cepat dan strategi visioner itulah yang mengantarkan Weni meraih penghargaan “Top Rektor Visioner” dari Jawa Pos Radar Solo.
“Semua ini sebetulnya kemudahan dari Allah. Namun, tentu saja setiap langkah kami rancang dengan matang dan dijalankan secara strategis,” ungkap Weni saat ditemui di sela kesibukannya.
Perjalanan UM PKU di bawah kepemimpinannya tidak berjalan pelan.
“Sekarang kami bukan hanya lari, tapi lari kencang,” tegas Weni.
Menurutnya, kampus harus berani keluar dari zona nyaman dan tidak hanya menjadi follower. Karena itu, pengembangan dilakukan tidak hanya secara horizontal, tetapi juga vertikal — mulai dari penambahan program studi hingga rencana membuka jenjang S2 dan S3.
Keberhasilan strategi itu tidak terlepas dari sinergi seluruh unsur kampus: dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa.
“Kekuatan kami ada pada SDM. Kalau saya disebut visioner, itu karena saya punya tim yang luar biasa,” ujarnya.
Sebelum menjadi universitas, UM PKU dikenal dengan nama Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITS) PKU Muhammadiyah Solo.
Di masa transisi itu, Weni sukses membawa institusinya meraih penghargaan sebagai Pimpinan Perguruan Tinggi Terbaik se-Jawa Tengah kategori student body 3.000 mahasiswa dari LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah.
Kini, dengan tagline “Sehat Mencerahkan”, Weni membawa semangat baru.
“Sehat dimulai dari individunya. Jika personalnya sehat, insya Allah lembaganya juga sehat,” ujarnya penuh keyakinan.
Weni telah menyiapkan peta jalan besar:
“Dalam 5–10 tahun ke depan, kami tidak hanya ingin unggul di tingkat nasional, tetapi juga menjadi yang terbaik di Indonesia dalam lima tahun, dan menembus Asia dalam sepuluh tahun,” tegasnya.
Untuk mencapai hal itu, tata kelola universitas terus diperkuat dengan prinsip efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
Di tengah akselerasi teknologi, UM PKU tetap berpegang pada nilai-nilai Muhammadiyah. Profesionalitas dosen menjadi syarat utama, namun kaderisasi tetap menjadi ruh utama persyarikatan.
Bagi tenaga kependidikan, Weni menerapkan sistem yang fleksibel — bisa dimulai dari profesionalitas, lalu diperkuat melalui kaderisasi.
“Kami ingin dosen-dosen profesional sekaligus kader Muhammadiyah yang berkarakter,” jelasnya.
Salah satu gebrakan menarik UM PKU adalah Pesantren Mahasiswa — sebuah inovasi pendidikan karakter berbasis pendekatan generasi digital.
“Selama dua bulan, mahasiswa wajib tinggal di pesantren. Tapi kurikulumnya bukan seperti pesantren tradisional. Kami sesuaikan dengan gaya belajar Gen Z,” terang Weni.
Program ini memasukkan materi public speaking, outbound learning, hingga pendekatan personal untuk memperkuat karakter dan kepemimpinan mahasiswa.
“Anak-anak Gen Z ini cerdas dan adaptif, tapi pembentukan karakternya masih rapuh. Di sinilah kampus harus hadir mendampingi secara persuasif,” tambahnya.
Dengan semangat berkemajuan dan visi yang terukur, Weni Hastuti telah membawa UM PKU Surakarta melesat menjadi salah satu kampus Muhammadiyah paling progresif di Indonesia.
“Kami tidak ingin hanya menjadi pengikut, tapi pelopor. Semua langkah ini bukan semata ambisi duniawi, tapi bagian dari ibadah untuk membawa keberkahan bagi umat dan bangsa,” pungkasnya dengan senyum hangat.
Editor: Al-Afasy



