Implementasi Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 2 SD

Oleh: Wali Kelas 2D SD Muhammadiyah Palur
PWMJATENG.COM, Pendidikan sejatinya bukan hanya sekadar proses mentransfer ilmu pengetahuan, apalagi menghafal materi pelajaran. Lebih dari itu, proses belajar dan mengajar diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) merupakan pendekatan belajar yang menempatkan peserta didik sebagai pusat proses belajar (student centered learning). Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada pencapaian nilai atau hafalan, tetapi juga pada proses berpikir kritis, kolaborasi, refleksi, dan keterhubungan antara materi dengan kehidupan nyata.
Dalam konteks ini, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, melainkan juga sebagai fasilitator dan mentor yang membantu siswa mengembangkan potensi dan keterampilannya. Guru diharapkan mampu merancang pengalaman belajar yang efektif, memantau kemajuan murid, serta memberikan umpan balik yang konstruktif.
Pada jenjang sekolah dasar, pendekatan pembelajaran mendalam dapat diterapkan dengan menyesuaikan karakteristik dan tahap perkembangan siswa.
Sebagai contoh, penerapan pembelajaran mendalam pada materi “Bangun Ruang” di kelas 2 SD difokuskan pada pemahaman konsep, bukan hafalan rumus. Kegiatan belajar dilakukan melalui pembuatan model, penggunaan media visual, serta diskusi yang mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari.
Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) serta menciptakan pembelajaran yang bermakna dan relevan.
Melalui kegiatan eksploratif, siswa diharapkan mampu:
- Mengenali berbagai bentuk bangun ruang (balok, kubus, limas, dan prisma).
- Membuat model bangun ruang menggunakan tusuk gigi dan plastisin/kertas.
- Menjelaskan karakteristik bangun ruang (jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut).
- Siswa tidak sekadar menghafal nama dan ciri bangun ruang, tetapi juga membuat, menyusun, menganalisis, dan menyimpulkan.
- Terdapat proses eksplorasi aktif, keterlibatan emosional, dan refleksi.
- Pembelajaran terintegrasi dengan nilai-nilai 4C: Critical Thinking, Collaboration, Creativity, dan Communication.
1. Kegiatan Pendahuluan
- Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang bangun ruang.
- Dilanjutkan dengan apersepsi melalui ice breaking atau lagu bertema matematika untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak murid untuk belajar secara berkesadaran (mindful) dan menggembirakan (joyful) — dua prinsip penting dalam deep learning.
2. Kegiatan Inti
- Guru melakukan demonstrasi membuat kerangka bangun ruang dengan tusuk gigi dan plastisin.
Misalnya, membuat kubus dengan 12 tusuk gigi dan 8 titik plastisin. - Siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diberi tugas membuat bangun ruang (kubus, balok, atau limas sebagai tantangan tambahan).
- Guru berkeliling memberikan bimbingan, membantu kelompok yang mengalami kesulitan.
- Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas.
- Guru memberikan pertanyaan reflektif, seperti: “Berapa jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut kubusmu?”
“Apa perbedaan antara kubus dan balok?”
“Sebutkan contoh benda di sekitar kita yang berbentuk kubus atau balok!”
Melalui kegiatan ini, prinsip pembelajaran bermakna (meaningful learning) terwujud: murid menyadari manfaat dan relevansi pelajaran bagi kehidupan nyata, serta mampu mengonstruksi pengetahuan baru dari pengalaman langsung.
3. Kegiatan Penutup
- Guru memandu sesi refleksi dengan pertanyaan seperti: “Apa yang paling menyenangkan dari kegiatan hari ini?”
- Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan bahwa bangun ruang tersusun dari garis-garis (rusuk) dan titik-titik sudut.
- Kegiatan diakhiri dengan apresiasi terhadap kreativitas dan semangat kerja sama siswa.
Melalui penerapan pembelajaran mendalam ini, murid mendapatkan banyak manfaat, antara lain:
- Konkret & Visual — Siswa dapat melihat dan menyentuh bentuk nyata dari bangun ruang.
- Aktif & Kolaboratif — Siswa bekerja dalam kelompok kecil, membuka ruang untuk berkreasi.
- Motorik Halus — Melatih koordinasi tangan dalam menyambung tusuk gigi dan plastisin.
- Fun Learning — Belajar terasa seperti bermain, namun sarat makna.
Dengan pendekatan ini, pembelajaran matematika menjadi lebih hidup, bermakna, dan menyenangkan, sekaligus menumbuhkan kemampuan berpikir kritis serta karakter kolaboratif pada diri siswa.
Editor: Al-Afasy



