Arah Baru Generasi Strawberry Berkemajuan

Oleh: Dwi Jatmiko, M.Pd., Gr., CPS – Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo
PWMJATENG.COM, Pada 18 November 2025, Persyarikatan Muhammadiyah genap berusia 113 tahun sejak berdiri pada 18 November 1912. Usia panjang itu bukan sekadar angka, melainkan bukti kebermanfaatan nyata Muhammadiyah dalam membangun peradaban, terutama di bidang pendidikan.
Salah satu kontribusi penting Muhammadiyah hari ini adalah membentuk arah baru bagi generasi strawberry berkemajuan — generasi muda yang kreatif, adaptif, tetapi perlu dikuatkan ketangguhannya menghadapi tantangan zaman.
Istilah generasi strawberry diperkenalkan untuk menggambarkan generasi Z — generasi yang penuh ide dan estetika tinggi, tetapi sering dianggap rapuh menghadapi tekanan. Seperti ditulis Rhenald Kasali dalam Strawberry Generation: Mengubah Generasi Rapuh Menjadi Generasi Tangguh, pembiasaan karakter berkemajuan menjadi kunci melahirkan generasi emas 2045.
Berdasarkan data penduduk Indonesia (270,20 juta jiwa), proporsi generasi Z mencapai 27,94%, terbesar dibanding kelompok usia lain. Besarnya jumlah ini menjadi peluang sekaligus tantangan untuk menyiapkan generasi tangguh, disiplin, dan produktif.
Kebiasaan bukan sekadar rutinitas, melainkan pola hidup yang terbentuk dari keyakinan, lingkungan, dan cara kerja otak manusia. Dalam Islam, kebiasaan baik berakar pada nilai iman dan takwa yang diwujudkan dalam akhlak sehari-hari.
Secara sosiologis, Pierre Bourdieu menyebut kebiasaan ini sebagai habitus — hasil pembelajaran sosial yang membentuk cara berpikir dan bertindak seseorang. Sementara Charles Duhigg dalam The Power of Habit menjelaskan tiga unsur pembentuk kebiasaan: cue (pemicu), routine (rutinitas), dan reward (hasil positif).
Ketika pola ini diterapkan secara konsisten di sekolah-sekolah Muhammadiyah, lahirlah generasi yang berilmu, berakhlak, disiplin, bekerja keras, dan cinta kemanusiaan semesta.
Tantangan utama generasi strawberry hari ini adalah screen time berlebih dan gaya hidup nokturnal. Karena itu, orang tua dan pendidik perlu mengatur penggunaan gawai sesuai usia:
- 0–2 tahun: tidak diperkenankan mengenal layar.
- 2–5 tahun: maksimal 1 jam per hari.
- 6 tahun ke atas: maksimal 2–3 jam dengan konten edukatif dan pendampingan.
Kedisiplinan digital harus diimbangi dengan rutinitas sehat: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan bergizi, gemar belajar, dan tidur cukup.
Muhammadiyah telah menegaskan arah pendidikan berkemajuan melalui pembiasaan karakter dan keteladanan. Maka, generasi strawberry berkemajuan bukan sekadar istilah, tetapi cita-cita besar membentuk manusia unggul, tangguh, dan berakhlak.
“Hendaklah takut orang-orang yang andaikan meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka…” (QS. An-Nisa: 9).
Selamat menyambut arah baru generasi strawberry berkemajuan!
Editor: Al-Afasy



