Ngaji Kitab Bersama Kyai Asy’ari: Meneladani Sunnah, Menjaga Kemurnian Aqidah

PWMJATENG.COM, NGADIREJO — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngadirejo terus konsisten menghidupkan tradisi dakwah berbasis ilmu melalui kajian kitab kuning. Kegiatan ini merupakan bagian dari program tabligh rutin yang dilaksanakan di berbagai titik, antara lain Masjid Al-Furqan, Masjid Uswatun Khasanah, dan SMP Muhammadiyah 3 Ngadirejo, bekerja sama dengan takmir masjid serta Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) setempat.
Kajian Kitab Syarhus Sunnah Imam Al-Barbahari
Pada Senin (10/11/2025) bertepatan dengan 19 Jumadil Awal 1447 H, jamaah mengikuti kajian rutin kitab kuning di Masjid Uswatun Khasanah, Ngadirejo, yang berlokasi di sebelah barat Puskesmas Ngadirejo. Kajian dilaksanakan bakda Maghrib hingga Isya, diawali dan ditutup dengan salat berjamaah.
Kali ini, jamaah mengkaji Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari, yang berisi 170 poin penting mengenai aqidah Islam, dilengkapi rujukan dari Al-Qur’an, hadis, serta pendapat sahabat dan ulama salaf.
Kajian disampaikan oleh Drs. KH Asy’ari Muhadi, M.A., ulama Muhammadiyah sekaligus Ketua MUI Kabupaten Temanggung.
Dalam kesempatan tersebut, Kyai Asy’ari menguraikan poin ke-100 dari kitab tersebut yang membahas tentang pemikiran Jahmiyah, yakni aliran yang menyimpang dari ajaran Islam sebagaimana dipahami para sahabat dan ulama terdahulu.
Beliau mencontohkan bahwa sejumlah pandangan Jahmiyah menolak prinsip-prinsip dasar agama seperti kewajiban salat Jumat dan jamaah, mengingkari shadaqah, menolak azab kubur, dan menganggap Al-Qur’an sebagai makhluk.
“Penyimpangan seperti ini menimbulkan kerusakan aqidah dan kebingungan umat, karena mengaburkan ajaran yang dibawa Rasulullah ﷺ,” jelasnya.
Menurutnya, pengikut paham tersebut kerap menggunakan kedudukan dan kekuasaan untuk menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan As-Sunnah wal-Jamaah, sehingga pemahaman Islam yang murni menjadi redup.
Meneladani Sunnah dan Menjaga Kemurnian Aqidah
Lebih lanjut, Kyai Asy’ari menegaskan pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam sebagaimana diwariskan para sahabat dan ulama salafus shalih. Ia mengingatkan jamaah agar berhati-hati dalam menerima ajaran yang tidak jelas sumbernya.
“Fitnah terbesar dalam agama muncul ketika orang mulai berdebat tanpa ilmu dan meninggalkan warisan sunnah Rasulullah ﷺ. Maka penting bagi kita untuk terus belajar dari sumber-sumber yang sahih,” pesannya.
Kegiatan Ngaji Kitab ini menjadi salah satu bentuk komitmen PCM Ngadirejo dalam membangun tradisi intelektual dan spiritual di kalangan jamaah Muhammadiyah.
Melalui kajian kitab kuning, masyarakat diharapkan semakin memahami ajaran Islam secara mendalam, serta mampu membentengi diri dari paham-paham yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Editor: Al-Afasy



