Berita

Sedekah yang Dilukis Ulang: Rahasia Nasyiatul Aisyiyah Didik Empati Generasi Alpha

PWMJATENG.COM, SEMARANG — Di sudut Car Free Day (CFD) Bukit Kencana Jaya, Meteseh, udara pagi beraroma krayon dan bubuk pensil warna. Puluhan lembar kertas putih berubah menjadi kanvas cerita. Anak-anak duduk bersila di atas terpal biru, fokus pada garis hitam yang harus diisi.

Sebuah tangan mungil dengan krayon biru indigo tekun mewarnai figur yang sedang memberi. Di tengah riuh hari Ahad (9 November 2025), inilah ritual sederhana yang menanamkan fondasi berbagi melalui aktivitas motorik yang menyenangkan.

Generasi Alpha tumbuh dalam arus konten digital instan. Menghadapi tantangan itu, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Semarang menawarkan cara elegan: mengembalikan kecintaan pada bahasa ibu dan nilai luhur melalui seni.

Prasasti Nugrahaing Gusti, S.H., Ketua PDNA Kota Semarang, melihat keramaian anak dengan mata berbinar.

“Tujuan utama kami agar anak-anak semakin mencintai dan melestarikan bahasa dan sastra Indonesia. Formatnya harus menyenangkan. Kami ajak mereka kembali ke akar aksara di tengah gempuran digital,” tegasnya.

Keceriaan pagi ini ditopang oleh EMINA (Educare Milik Nasyiatul Aisyiyah) — lembaga PAUD yang menjadi ruang aman bagi ibu-ibu muda kader Nasyiah untuk tetap aktif berorganisasi tanpa meninggalkan pengasuhan.

Melalui kegiatan di CFD, EMINA menghadirkan pendidikan langsung ke ruang publik, menciptakan suasana belajar inklusif.

“Saya khawatir dengan screen time anak. Acara ini memberi ruang bernapas, sekaligus memastikan anak saya belajar nilai positif di luar rumah,” tutur salah satu ibu peserta.

Program literasi PDNA ini menjangkau berbagai usia. Untuk tingkat SMP dan SMA, diadakan lomba bercerita yang menghidupkan kembali dongeng khas Kota Semarang.

Sementara untuk usia dini, lomba mewarnai diangkat dengan tema yang hangat: Sedekah.

“Kami memilih tema sedekah untuk menanamkan arti berbagi sejak dini. Aktivitas ini melatih psikomotorik, mengenalkan warna, sekaligus menumbuhkan imajinasi positif tentang kebaikan,” jelas Prasasti.

Di tengah mewarnai, Fajar (7) mengangkat tangannya dengan bangga.

“Ini kotak sedekah. Nanti aku mau kasih makanan ke kucing,” ujarnya polos.

Sebuah transfer nilai terjadi lewat sentuhan dan fokus sederhana—pembelajaran karakter yang melampaui kurikulum.

Saat matahari meninggi, kertas-kertas gambar itu kini penuh warna dan janji. Setiap goresan krayon merekam kejujuran imajinasi anak.
Di tengah derasnya arus informasi, PDNA Kota Semarang membuktikan bahwa menanamkan empati dan cinta bahasa ibu bisa dimulai dari krayon, terpal, dan waktu yang diluangkan.

Kontributor: Adib Abyan
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE