Stop Seremonial! IMM Semarang Dorong Kadernya Hasilkan Jurnal Publikasi Ilmiah Sejak Dini

PWMJATENG.COM, SEMARANG — Menjawab tantangan atas krisis budaya riset di kalangan mahasiswa dan anggapan bahwa organisasi hanya berfokus pada kegiatan seremonial, Lembaga Pengembangan Intelektual Kader (LPIK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Semarang mengambil langkah konkret.
Melalui kegiatan Madrasah Riset 2025, Sabtu (8/11/2025), IMM Semarang mewajibkan seluruh peserta dari berbagai disiplin ilmu menghasilkan karya ilmiah siap publikasi sebagai luaran nyata pelatihan tersebut.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Kuliah Bersama (GKB) 2 Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) ini menjadi langkah nyata IMM dalam mengembalikan orientasi kader pada tradisi intelektual dan analisis sosial mendalam.
Ketua LPIK IMM Kota Semarang, Rafi Darajatunnisa, menjelaskan bahwa program di bawah Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) ini dirancang untuk membekali kader dengan kemampuan analisis sosial dan metodologi ilmiah yang aplikatif.
Antusiasme peserta sangat tinggi — seluruh pendaftar hadir penuh, bahkan sebagian besar adalah mahasiswa semester awal yang ingin belajar riset sejak dini.
Untuk memperkuat perspektif lintas disiplin, panitia menghadirkan dua narasumber nasional:
- Maula Hudaya, S.Hub.Int., M.A., Dosen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro (ranah sosial-humaniora), dan
- Ns. Satriya Pranata, M.Kep., Ph.D., Dosen Keperawatan Medikal Bedah (ranah sains-teknologi).
baca juga:
Usai sesi materi, peserta dibagi ke dalam Focus Group Discussion (FGD) berdasarkan rumpun keilmuan—kesehatan, pendidikan, sosial-politik, agama, ekonomi, dan teknologi.
Pembagian ini menjadi bagian dari Rencana Tindak Lanjut (RTL) agar setiap peserta memiliki ruang pengembangan riset yang relevan. Setiap kelompok didorong menyiapkan draft penelitian yang akan dikembangkan menjadi artikel jurnal.
Salah satu peserta, Fikriyah Brillianty dari PK IMM Avveroes Poltekes Kemenkes Semarang, mengaku kegiatan ini sangat membuka wawasannya.
“Acara ini bagus sekali karena benar-benar membuka wawasan saya bahwa riset itu tidak sulit jika mau belajar,” ungkapnya.
Sementara Sulthan Noor Imbawinata dari PK IMM Sayf Battar UIN Walisongo berharap agar kegiatan serupa diperluas ke seluruh komisariat.
Madrasah Riset 2025 menegaskan komitmen IMM Semarang untuk membentuk kultur intelektual yang produktif dan terukur.
Program ini diharapkan menjadi pemantik lahirnya peneliti muda Muhammadiyah yang peka terhadap isu sosial dan mampu memberi kontribusi ilmiah nyata bagi bangsa.
Kontributor: Diah Khoirunnafi’ah & Afida Nur Aulia
Editor: Al-Afasy



