
PWMJATENG.COM, Magelang – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Melalui kegiatan Kajian Jumat Pagi Spesial bagi dosen dan tenaga kependidikan (tendik), UNIMMA menghadirkan narasumber dari Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sutrisno. Kajian bertema “Membumikan Ruh AIK dalam Kehidupan Kampus” ini digelar di Auditorium Kampus 1 UNIMMA pada Jumat (31/10).
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya UNIMMA meneguhkan jati diri sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang berkarakter Islami dan berkemajuan. AIK menjadi ruh yang diharapkan hadir dalam seluruh aktivitas akademik maupun nonakademik kampus.
Dalam paparannya, Sutrisno menekankan bahwa keberhasilan penerapan AIK di lingkungan PTMA sangat bergantung pada keteladanan pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan. Menurutnya, mahasiswa memang menjadi pusat kegiatan akademik, tetapi mereka hanya berada di kampus dalam waktu singkat.
“Mahasiswa belajar empat hingga lima tahun, sementara dosen dan tendik bisa mengabdi puluhan tahun. Karena itu, ruh AIK harus terlebih dahulu hidup di kalangan pimpinan, dosen, dan tendik agar mahasiswa bisa merasakan keteladanan itu setiap hari,” ujarnya di hadapan peserta.
Ia menjelaskan bahwa Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah telah menyusun Panduan AIK sebagai acuan implementasi nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan di lingkungan PTMA. Panduan tersebut memuat pembinaan bagi seluruh elemen kampus — mulai dari pimpinan, dosen, tendik, hingga mahasiswa — agar memiliki visi yang sejalan dalam mewujudkan kampus berkarakter Islami, unggul, dan berkemajuan.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Sutrisno menegaskan bahwa AIK bukan sekadar mata kuliah, tetapi harus menjadi napas dalam kehidupan kampus. “AIK perlu dihidupkan dalam setiap interaksi akademik, manajerial, dan sosial agar menjadi budaya yang mengakar,” katanya.
Sementara itu, Rektor UNIMMA, Lilik Andriyani, menyebut kegiatan tersebut sebagai momentum penting untuk memperkuat kembali ruh AIK di seluruh lini kampus. Ia menilai kajian semacam ini bukan hanya rutinitas pengajian, melainkan bentuk ikhtiar membumikan nilai-nilai Islam berkemajuan dalam setiap langkah sivitas akademika.

“Kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi upaya kami menjadikan AIK sebagai napas yang menjiwai seluruh aktivitas akademik dan pelayanan di UNIMMA. Dengan begitu, setiap dosen dan tendik bekerja serta berkontribusi dengan kesadaran ibadah,” tuturnya.
Lilik menambahkan, penguatan AIK di UNIMMA dilakukan secara berkelanjutan melalui beragam kegiatan. Pembinaan rutin, pelatihan dosen AIK, hingga pengembangan kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai Islam berkemajuan menjadi bagian dari strategi institusi.
Ia menegaskan, komitmen UNIMMA bukan hanya menjadikan AIK sebagai pengetahuan yang diajarkan di ruang kuliah, melainkan sebagai budaya hidup kampus. Dengan penguatan ini, diharapkan seluruh sivitas akademika memiliki kesadaran yang sama dalam berperilaku, bekerja, dan berinteraksi, sejalan dengan semangat Islam berkemajuan yang diajarkan Muhammadiyah.
Kontributor : Arina
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



