
PWMJATENG.COM, Surakarta – Dengan semangat dan tekad yang kuat, Nuraini Aprilia Surbakti menapaki langkah besar dalam perjalanan akademiknya. Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu terpilih mengikuti program pertukaran mahasiswa di Universiti Malaysia (UM) Sabah, Malaysia.
Ayi, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa ia bergabung dalam program “Mobility UMSabah, Student Exchange Program” yang berlangsung selama satu semester, mulai Oktober hingga Februari mendatang. Di kampus UM Sabah, ia mengambil program Education with Teaching English as a Second Language (TESL).
“Selain karena program ini sejalan dengan jurusan saya di UMS, saya juga ingin tahu bagaimana sistem pendidikan dan suasana belajar di negara lain,” tuturnya antusias saat wawancara daring, Rabu (29/10).
Perempuan asal Surakarta ini mengaku motivasinya mengikuti program pertukaran adalah untuk memperluas wawasan akademik sekaligus pengalaman lintas budaya. Ia ingin belajar berinteraksi di lingkungan internasional dan membangun relasi dengan mahasiswa dari berbagai negara.
“Saya ingin memperluas wawasan, berlatih berkomunikasi lintas budaya, dan menjalin hubungan dengan mahasiswa dari berbagai negara,” ujarnya menambahkan.
Ayi menilai Malaysia merupakan pilihan ideal karena sistem pendidikannya mirip dengan Indonesia. Ia merasa lebih mudah beradaptasi sembari merasakan atmosfer belajar di luar negeri. Apalagi kampus UM Sabah yang terletak di Kota Kinabalu dikenal memiliki lingkungan yang indah dan kondusif.
“Yang membuat saya tertarik, UM Sabah punya pantai sendiri yang lokasinya tidak jauh dari kampus. Suasananya luar biasa, dan masyarakat Sabah terkenal sangat ramah serta beragam,” ucapnya.
Perjalanan menuju program pertukaran ini tidak mudah. Ayi harus melalui proses seleksi yang cukup ketat. Namun, ia bersyukur karena mendapat banyak dukungan dari senior yang pernah mengikuti program serupa.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
“Bimbingan dari kakak tingkat sangat membantu saya, baik secara mental maupun administratif,” katanya.
Selain itu, dukungan keluarga menjadi sumber kekuatan utamanya. Doa dan restu orang tua membuat Ayi semakin yakin untuk menimba ilmu di negeri seberang.

“Orang tua saya selalu memberi doa, restu, dan dukungan penuh, baik emosional maupun finansial. Itu yang membuat saya mantap berangkat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi PBSI UMS, Yunus Sulistyono, menyambut baik partisipasi mahasiswanya dalam program pertukaran ini. Ia menilai langkah Ayi merupakan bukti nyata dari semangat pembelajaran sepanjang hayat yang dikembangkan di lingkungan PBSI.
“Keberangkatan Ayi mencerminkan daya saing mahasiswa PBSI yang mampu beradaptasi dengan lingkungan akademik internasional,” ujarnya.
Menurut Yunus, PBSI UMS terus mendorong proses internasionalisasi melalui pengembangan kurikulum berwawasan global. Program pertukaran, kerja sama riset, dan publikasi ilmiah menjadi bagian penting dari strategi tersebut.
“Program seperti ini menjadi wujud komitmen PBSI dalam memperkenalkan budaya akademik Indonesia di kancah global, sekaligus memperkaya pengalaman mahasiswa di ranah lintas budaya dan lintas bahasa,” jelasnya.
Ia menambahkan, PBSI akan terus memotivasi mahasiswa dan dosen untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan akademik internasional, baik sebagai peserta maupun penyelenggara.
Yunus optimistis langkah ini akan memperluas jejaring akademik global sekaligus memperkuat reputasi PBSI di tingkat internasional. “Kegiatan semacam ini akan memperkuat kontribusi PBSI dalam pengembangan ilmu pendidikan bahasa dan sastra yang berakar pada budaya lokal, namun tetap berpandangan global,” tandasnya.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



