
PWMJATENG.COM, Malang – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) resmi membuka Tanwir IMM XXXIII bertema “Energi Kolektif untuk Negeri” di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh nasional dan pimpinan Muhammadiyah. Di antaranya Agung Danarto selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhadjir Effendy yang menjabat sebagai Penasihat Presiden Bidang Haji, Sultan Baktiar Najamudin dari Dewan Perwakilan Daerah RI, Bahlil Lahadalia selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur, serta Nazaruddin Malik selaku Rektor UMM.
Ketua Panitia Tanwir, Muh. Idil, menyampaikan bahwa forum tersebut menjadi ruang strategis bagi seluruh pimpinan IMM di Indonesia untuk membahas arah gerakan organisasi, memperkuat kaderisasi, dan merumuskan rekomendasi kebangsaan.

“Sekitar tiga bulan kami mempersiapkan agenda ini. Alhamdulillah, hari ini berlangsung meriah atas dasar kepentingan IMM dan kepentingan bersama. Semoga Tanwir ini membawa manfaat bagi umat dan bangsa,” ujarnya. Ia menekankan bahwa Tanwir bukan sekadar seremoni, melainkan momentum kebangkitan pemuda untuk merebut masa depan dengan semangat perubahan.
Dalam sambutannya, Agung Danarto menegaskan kembali komitmen Muhammadiyah terhadap Negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi wa asy-Syahadah — negara kesepakatan dan tempat pembuktian kader persyarikatan dalam kehidupan berbangsa.
“Sejak tahun 2015, Muhammadiyah telah meneguhkan komitmen bahwa Negara Pancasila adalah hasil kesepakatan seluruh anak bangsa. Muhammadiyah ikut serta dan tidak pernah berpisah dari kesepakatan itu,” ungkapnya.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Menurut Agung, peneguhan tersebut bukan hanya bentuk deklarasi ideologis, tetapi juga seruan moral bagi kader Muhammadiyah untuk menunjukkan kontribusi nyata di masyarakat. “Darus Syahadah menjadi tempat pembuktian di mana kader Muhammadiyah harus turun langsung membumikan nilai-nilai Pancasila sebagai jalan menuju masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridai Allah SWT,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa bagi Muhammadiyah, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila merupakan wadah final perjuangan umat. “Tidak perlu lagi mencari bentuk kenegaraan lain. Cukuplah NKRI dan Pancasila menjadi sarana kita berjuang mewujudkan keadilan sosial dan kemanusiaan yang beradab,” katanya.
Selain itu, Agung menyerukan pentingnya diaspora kader IMM ke berbagai bidang kehidupan. Menurutnya, ilmu yang dimiliki para kader harus memberi manfaat luas bagi umat dan bangsa. “Ilmu bukan hanya untuk ilmu, bukan untuk pribadi atau kelompok. Ilmu dalam pandangan Muhammadiyah adalah jalan pengabdian. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya,” ucapnya.
Agung juga mengapresiasi langkah IMM yang menghadirkan berbagai tokoh bangsa dengan beragam latar belakang dan perspektif pemikiran. “IMM mulai membuka mindset dan wawasan dengan menghadirkan tokoh-tokoh utama. Terlepas dari pro dan kontra, mereka semua tokoh hebat yang akan memberi pandangan penting bagi masa depan kita,” katanya menambahkan.
Tanwir IMM ke-33 dijadwalkan berlangsung pada 29–31 Oktober 2025. Rangkaian acaranya mencakup sidang pleno, diskusi kebangsaan, dan forum rekomendasi. Seluruh agenda diarahkan untuk memperkuat visi IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam yang adaptif terhadap tantangan zaman sekaligus menjadi motor perubahan menuju Indonesia berkemajuan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



