
PWMJATENG.COM, Magelang – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) terus memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat lewat program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di kawasan Pemandian Air Panas Tempuran, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Tahun ini, fokus kegiatan diarahkan pada pelatihan pembuatan produk unggulan berbahan dasar pepaya California, sebagai kelanjutan dari program sebelumnya mengenai penguatan ekosistem wisata halal dan pemberdayaan UMKM setempat.
Program ini merupakan bagian dari PkM Berbasis Wilayah yang berfokus pada bidang sosial humaniora–pariwisata. Kegiatan tersebut didanai melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah Tahun 2025 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Tim pengabdian ini diketuai oleh Dwi Susanti dari Program Studi Ilmu Komunikasi UNIMMA, dengan anggota lintas bidang dan universitas, yakni Lintang Muliawanti (Ilmu Komunikasi UNIMMA), Zulfikar Bagus Pambuko (Hukum Ekonomi Syariah UNIMMA), serta Nenden Nur Annisa dari Universitas Widya Husada. Tim juga melibatkan mahasiswa Ilmu Komunikasi—Miftakhul Wahyu Ragil Raditya dan Aurelia Rahma Niken—serta mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah, Najmah Nafisah dan Arum Yunita. Keterlibatan mahasiswa menjadi bentuk nyata implementasi pembelajaran berbasis masyarakat.
Pelatihan yang berlangsung pada Jumat (25/10) diikuti sepuluh anggota BUMDes Maju Bersama. Dalam sesi yang dipandu oleh Nenden Nur Annisa, peserta diajak memahami proses pengolahan pepaya menjadi tiga produk bernilai ekonomi: kering pepaya, keripik pepaya, dan jeli pepaya.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
“Pendampingan ini bertujuan memberi pemahaman bahwa pengolahan pepaya secara sederhana bisa menghasilkan produk bernilai tinggi jika dikelola dengan teknik yang tepat dan berorientasi pasar,” ujar Nenden. Ia menambahkan, peserta dibimbing sejak pemilihan bahan, pengolahan, pengeringan, hingga pengemasan. “Kami ingin masyarakat tidak hanya menjual pepaya mentah, tetapi mampu menciptakan usaha baru di bawah naungan BUMDes Maju Bersama,” katanya.

Dwi Susanti menjelaskan bahwa pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya yang mengenalkan konsep wisata halal dan pemberdayaan ekonomi produktif di kawasan Sumberarum. “Potensi pepaya di wilayah ini cukup besar, tetapi belum dimanfaatkan maksimal. Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong munculnya produk lokal unggulan yang bisa menjadi identitas wisata halal Tempuran,” ujarnya.
Ia menambahkan, dari tiga produk hasil praktik, akan dipilih satu produk paling potensial untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai ikon unggulan wisata halal Tempuran. “Produk yang dipilih akan dinilai dari cita rasa, keunikan, dan peluang pasarnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Wiwin, Koordinator Pengolahan Produk BUMDes Maju Bersama, mengaku kegiatan ini memberi pengalaman baru bagi masyarakat. “Kami sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Ternyata pepaya bisa diolah menjadi banyak produk menarik dan bernilai jual tinggi,” katanya. Ia berharap ada pendampingan lanjutan agar produk potensial tersebut benar-benar dapat dikembangkan dan menjadi ciri khas wisata Tempuran.
Kontributor : Arina
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



