AUMBerita

Terbukti Turunkan Tekanan Darah, Dosen UNIMUS Ciptakan Terapi Rendam Kaki dan Relaksasi Napas untuk Lansia

PWMJATENG.COM, Semarang – Inovasi sederhana namun berdampak besar lahir dari tangan dosen Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, Prima Trisna Aji bersama Arief Sofyan Baidhowy memperkenalkan metode terapi kombinasi rendam kaki air hangat dan relaksasi napas dalam yang terbukti mampu menurunkan tekanan darah pada lansia secara cepat dan aman.

Kegiatan ini berlangsung di Posyandu Lansia Sehat Barokah, Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, pada Senin (20/10/2025). Sejak pukul 09.00 WIB, suasana posyandu tampak hangat dengan kehadiran para peserta. Acara dibuka oleh moderator Elinda Rizkasari dan dilanjutkan sambutan koordinator posyandu, Eny, yang menyampaikan apresiasi atas kepedulian tim dosen UNIMUS terhadap kesehatan warga lansia.

Dalam sesi edukatifnya, Prima Trisna Aji memaparkan materi seputar hipertensi melalui media PowerPoint, video, leaflet, dan poster interaktif. Ia menjelaskan bahwa terapi rendam kaki air hangat dengan suhu 40–42°C yang dipadukan dengan relaksasi napas dalam dapat menjadi alternatif nonfarmakologis efektif untuk menurunkan tekanan darah.

“Terapi ini bisa dilakukan secara mandiri di rumah dengan alat sederhana. Efeknya langsung terasa pada tubuh,” ujarnya di depan peserta.

Para peserta pun diajak mempraktikkan langsung terapi tersebut. Salah satu lansia, Sumiyem, menjadi contoh penerapan. Sebelum terapi, tekanan darahnya tercatat 160/100 mmHg. Setelah sepuluh menit merendam kaki sambil melakukan relaksasi napas dalam, tekanan darahnya turun menjadi 140/90 mmHg. “Badan saya terasa enteng, tensinya langsung turun,” ungkap Sumiyem dengan wajah cerah.

Menurut Prima, kebaruan metode ini terletak pada kombinasi dua intervensi fisiologis sederhana yang dilakukan bersamaan. Rendam kaki air hangat memicu vasodilatasi perifer, sementara napas dalam mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang membantu menurunkan tekanan darah secara alami. Sinergi keduanya menghasilkan efek relaksasi dan stabilisasi tekanan darah tanpa efek samping, terutama bagi lansia yang rentan terhadap obat-obatan.

“Terapi ini merupakan hasil pengembangan penelitian yang kami lakukan sebelumnya. Kini kami adaptasikan dalam bentuk edukasi masyarakat agar manfaatnya bisa dirasakan langsung,” jelasnya.

Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)

Sesi tanya jawab berjalan interaktif. Seorang peserta menanyakan apakah terapi tersebut dapat menggantikan obat medis bagi penderita hipertensi berat. Menanggapi hal itu, Prima menegaskan bahwa tekanan darah ekstrem seperti 220/120 mmHg tergolong krisis hipertensi yang tetap memerlukan pengobatan medis. “Terapi ini bersifat pelengkap, bukan pengganti obat. Namun jika dilakukan rutin, hasilnya bisa membantu menjaga kestabilan tekanan darah,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya gaya hidup sehat dalam pengendalian hipertensi, seperti menjaga aktivitas fisik, mengatur pola makan rendah garam, mengelola stres, dan tidur cukup. Kombinasi antara terapi medis, terapi komplementer, dan kebiasaan sehat menjadi kunci pengelolaan tekanan darah jangka panjang.

Kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, termasuk UNIMUS Semarang, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, dan Poltekkes Kemenkes Surakarta. Kolaborasi lintas kampus tersebut memperkaya pengalaman mahasiswa dalam memahami implementasi riset di tengah masyarakat.

Suasana semakin semarak saat panitia mengadakan pembagian doorprize. Sepuluh lansia beruntung mendapat hadiah dengan cara unik—menemukan tanda bintang di dalam kemasan snack. “Para lansia sangat senang, apalagi bisa belajar sekaligus bergembira,” kata Eny, koordinator posyandu.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan cenderamata dan alat tensimeter dari Prima Trisna Aji kepada pihak posyandu. Ia juga membagikan modul kader terapi kombinasi rendam kaki dan relaksasi napas dalam, sebelum sesi foto bersama dan doa penutup.

Dalam wawancara akhir, Prima menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari riset terapan yang berorientasi pada kemanfaatan sosial. Ia menegaskan bahwa kegiatan tidak berhenti pada satu kali pertemuan. Pemantauan berkelanjutan akan dilakukan hingga Desember 2025 untuk menilai efektivitas terapi dalam jangka panjang.

“Dari kegiatan ini kami menargetkan luaran ilmiah seperti publikasi jurnal nasional, publikasi media, empat Hak Kekayaan Intelektual, serta SOP dan modul kader terapi kombinasi,” jelasnya.

Prima menutup dengan rasa syukur. “Kami berterima kasih kepada LPPM UNIMUS atas dukungannya. Semoga inovasi sederhana ini terus berkembang dan membawa manfaat luas bagi masyarakat, khususnya para lansia,” ujarnya.

Kontributor : Prima
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE