AUMBerita

Dosen UMS Raih Penghargaan “Dosen Berdampak”, Gerakkan Anak Muda Bangun Desa dengan Inovasi Digital

PWMJATENG.COM, Surakarta – Kiprah Hardika Dwi Hermawan dalam memberdayakan masyarakat desa dan menggerakkan anak muda berinovasi melalui teknologi digital berbuah manis. Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Informatika (PTI) FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu meraih penghargaan “Dosen Berdampak” dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasinya dalam menghadirkan perubahan sosial dan ekonomi di berbagai pelosok desa di Indonesia. Melalui gerakan Desamind Foundation yang ia dirikan, Hardika telah membuktikan bahwa semangat inovasi dan kolaborasi dapat menjadi kunci pemberdayaan desa.

Wakil Rektor I UMS, Ihwan Susila, menyatakan rasa bangga atas capaian tersebut. Ia menilai penghargaan dari Kemdiktisaintek merupakan bentuk pengakuan terhadap kiprah nyata dosen UMS dalam mengabdi kepada masyarakat.

“Ini penghargaan untuk dosen kita, Mas Hardika, yang dinilai Kementerian memiliki kontribusi besar bagi masyarakat. Mereka menyebutnya sebagai dosen berdampak. Kami tentu sangat bahagia dan bangga memiliki dosen muda luar biasa seperti beliau,” ujar Ihwan, Minggu (12/10).

Menurut Ihwan, gagasan yang diusung Hardika bersifat futuristik karena menempatkan desa sebagai pusat pembangunan. “Mas Hardika ini punya pandangan visioner. Ia mendorong masyarakat desa untuk mandiri dan berkembang dengan potensi mereka sendiri. Inilah bentuk nyata kontribusi dosen UMS bagi bangsa,” tambahnya.

Capaian tersebut juga tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Paragon Corp menjadi salah satu mitra yang memberikan fasilitas dan dukungan riset kepada Hardika. “Proyek seperti ini tentu memerlukan kemitraan. Paragon, Pertamina, PLN, hingga Wardah ikut mendukung program Mas Hardika. Ini menunjukkan kiprah dosen UMS diakui banyak pihak,” jelas Ihwan.

Ia menegaskan, prestasi Hardika bukan hanya keberhasilan individu, tetapi juga bukti kualitas sumber daya manusia UMS yang berkelas dunia. “Apa yang dilakukan Mas Hardika sejalan dengan visi UMS sebagai pusat pendidikan Islam yang memberi arah perubahan. Ia bahkan menjalin kerja sama dengan mitra luar negeri,” katanya.

Ihwan menambahkan, keberhasilan ini mendukung visi World Class University (WCU) dan memperkuat pilar strategis UMS, yakni sumber daya manusia yang unggul dan berdampak global. “Kami ingin dosen dan mahasiswa UMS memiliki jaringan internasional dan menghasilkan karya yang menginspirasi masyarakat dunia,” tutupnya.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Sementara itu, Hardika menjelaskan kiprahnya melalui Desamind Foundation, organisasi yang fokus melahirkan local champion dari kalangan anak muda untuk mengembangkan desa. Bersama timnya, ia menginisiasi berbagai proyek digital di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) di Indonesia.

“Desamind lahir dari keresahan kami. Ilmu tidak seharusnya berhenti di ruang akademik. Ada tanggung jawab sosial dan moral untuk mengabdi. Potensi di desa itu besar, tapi lilinnya belum menyala. Tugas kami menyalakan lilin-lilin itu,” ungkap Hardika.

Ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara kompetensi global dan pemahaman lokal. “Kami ingin anak muda memiliki world class competence sekaligus grassroot understanding. Karena perubahan nyata sering kali dimulai dari desa,” ujarnya.

Desamind kini aktif di 30 desa mitra di seluruh Indonesia. Di Sukabumi, mereka mengembangkan Desamind Farm dengan konsep pertanian regeneratif. Di Purbalingga ada proyek Beras Pos Cipaku, sementara di Lombok Timur berdiri Wana Sahabat Trigona Center, pusat budidaya lebah Trigona sp. Program serupa juga dijalankan di Asmat dan Maluku.

Fathiya Khairiya, CSR Executive Paragon Corp, menilai Desamind sebagai gerakan sosial anak muda yang menjanjikan. “Desamind diisi anak muda Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri, yang ingin berkontribusi bagi desa. Kami mendukung semangat ini karena mereka punya kompetensi global dan pemahaman akar rumput yang kuat,” jelas Fathiya.

Ia menambahkan, semangat Desamind sejalan dengan nilai Paragon Corp dalam pemberdayaan masyarakat. “Kami melihat anak muda turun langsung ke desa dengan sumber daya terbatas. Ini bentuk nyata kolaborasi multi pihak yang berdampak,” katanya.

Hardika menegaskan, Desamind beroperasi secara nirlaba dengan lebih dari 400 pengurus di seluruh Indonesia. Semua relawan bekerja tanpa gaji, digerakkan oleh rasa tanggung jawab sosial dan semangat berbagi. “Yang membuat kami bertahan adalah emotional connection dan rasa memiliki. Ini bukan sekadar organisasi, tapi gerakan sosial,” tutur Hardika.

Ia menutup dengan kutipan Tan Malaka, “Bila kaum muda yang telah bersekolah tinggi merasa terlalu pintar untuk melebur dengan masyarakat desa, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali. Jadi, mari kita turun tangan dan berbuat nyata untuk masyarakat,” pungkasnya penuh semangat.

Kontributor : Fika
Co Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE