Tiga Karakter yang Harus Dimiliki Eksekutif Lazismu Menurut Ketua PWM Jateng Tafsir

PWMJATENG.COM, Semarang – Dalam suasana penuh semangat di ruang pertemuan Hotel Candi Indah Convention Semarang, Jumat (10/10/2025), Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, membuka kegiatan Sekolah Program Lazismu Jawa Tengah. Acara ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat profesionalitas dan kapasitas para eksekutif Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) se-Jawa Tengah.
Tafsir menyampaikan harapannya agar kegiatan tersebut dapat menjadi wadah pembelajaran strategis bagi para penggerak Lazismu di berbagai daerah. Ia menilai, profesionalitas menjadi kunci utama dalam memperluas peran Lazismu di tengah masyarakat.
“Semoga dengan diadakannya Sekolah Program ini, profesionalitas para eksekutif Lazismu Jawa Tengah dan daerah semakin meningkat,” tutur Tafsir dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa penguatan sumber daya manusia (SDM) merupakan fondasi penting bagi keberlanjutan gerakan filantropi Muhammadiyah. Menurutnya, Lazismu bukan sekadar lembaga pengelola zakat dan infak, tetapi juga bagian dari dakwah sosial yang bertujuan menegakkan keadilan ekonomi dan kemandirian umat.
“Lazismu tidak hanya mengelola dana umat, tetapi mengemban amanah besar untuk menghadirkan kemaslahatan. Karena itu, dibutuhkan eksekutif yang cakap, inovatif, dan memiliki kepekaan sosial,” jelas Tafsir.
Kegiatan Sekolah Program Lazismu Jawa Tengah ini diikuti oleh para eksekutif dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Program ini menjadi ajang pembinaan dan peningkatan kapasitas, terutama dalam hal manajemen program, penguatan jaringan, serta inovasi dalam pendayagunaan zakat.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Menurut Tafsir, para eksekutif Lazismu di era sekarang harus memiliki karakter agresif, progresif, dan ekspansif. Agresif dalam arti tanggap terhadap peluang kebaikan, progresif dalam memperbarui cara kerja, dan ekspansif dalam memperluas manfaat lembaga. “Saya percaya, dengan bekal dari Sekolah Program ini, para eksekutif Lazismu Jateng akan lebih siap menjadi pelopor perubahan,” ujarnya optimistis.
Narasumber dalam kegiatan ini berasal langsung dari jajaran Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kehadiran mereka memberikan warna baru dalam proses pembelajaran. Para peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga diajak berdiskusi mengenai strategi pengelolaan zakat yang adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk pemanfaatan teknologi digital dalam penggalangan dana dan pelaporan.
Salah satu peserta, Andi Rahman, eksekutif Lazismu dari Kabupaten Banyumas, mengaku kegiatan ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya tata kelola lembaga yang transparan dan berorientasi pada dampak sosial. “Kami diajarkan bagaimana mengelola program dengan pendekatan profesional, namun tetap berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga diharapkan menjadi titik awal penguatan jejaring antarwilayah Lazismu di Jawa Tengah. Kolaborasi antar daerah dianggap penting untuk memperluas jangkauan program pemberdayaan dan memperkuat sinergi antar lembaga.
Tafsir menambahkan, Lazismu harus hadir sebagai lembaga yang terpercaya di mata masyarakat. Transparansi, akuntabilitas, dan inovasi harus menjadi bagian tak terpisahkan dari kerja-kerja dakwah ekonomi Muhammadiyah. “Kita ingin Lazismu tidak hanya dikenal karena jumlah dana yang dikelola, tetapi karena dampak nyatanya bagi masyarakat,” katanya menegaskan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha