
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Delegasi mahasiswa UMS yang tergabung dalam Tim Baharat sukses membawa pulang medali emas pada ajang bergengsi World Invention Competition and Exhibition (WICE) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, 21–25 September 2025.
Kompetisi yang diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) ini merupakan wadah bagi peneliti muda dari berbagai jenjang pendidikan untuk menampilkan karya ilmiah, mengasah bakat, serta berinovasi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Inovasi yang melambungkan nama UMS adalah permen yogurt hasil racikan Nadhifa Najwa selaku ketua tim, bersama rekannya Eriza Putri ANT, Sela Fika Salsabilah, M. Galih Wicaksono, dan Naufal Khoirussyihab. Dalam risetnya, mereka didampingi dosen Pendidikan Biologi UMS, Endang Setyaningsih, M.Si.
Produk ini diberi nama Baharat Yogurt Candy, yakni permen simbiotik yang mengombinasikan probiotik dan prebiotik. Menurut perwakilan tim, Sela Fika Salsabilah, inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka diabetes pada anak-anak dan remaja di Indonesia.
“Baharat Yogurt Candy kami rancang untuk meningkatkan sensitivitas insulin. Dengan begitu, kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol sehingga risiko diabetes bisa ditekan,” jelas Sela saat ditemui Kamis (2/10).
Ia menambahkan, produk ini juga ditujukan untuk memperbaiki fungsi pankreas. “Terus, kita juga kan punya tujuannya menurunkan diabetes dan memperbaiki pankreas yang fungsinya untuk eksplorasi insulin,” ujarnya.
Meski akhirnya menuai apresiasi, perjalanan tim tidaklah mudah. Sela mengaku sempat diliputi rasa takut sebelum tampil di hadapan dewan juri internasional. “Kami yang sangat takut mengecewakan orang lain,” ungkapnya jujur.
Namun, keyakinan untuk membawa nama baik kampus membuat mereka terus berjuang. Hasilnya, Baharat Yogurt Candy berhasil menarik perhatian dan mendapatkan pengakuan dari para juri.
Keunggulan produk ini terletak pada pemanfaatan bahan-bahan lokal. Susu sapi yang digunakan berasal dari Boyolali, sementara buah merah khas Papua dijadikan ekstrak yang dicampurkan ke dalam yogurt.
Baca juga, Berita Resmi: Tanfidz Musywil II-III Majelis Tarjih PWM Jawa Tengah
“Susu sapinya kita ambil dari daerah terdekat kita yaitu Boyolali. Terus, kita memanfaatkan buah merah Papua yang jarang termanfaatkan. Kita campurkan ekstraknya ke yogurt,” tutur Sela.
Selain itu, tim juga menggunakan madu hutan liar yang memiliki kandungan antioksidan dan antibiotik sebagai pemanis sekaligus pengawet alami. Untuk memadatkan bahan, dipilih Glukomanan Porang yang kaya serat dan aman dikonsumsi.
Pemanfaatan sumber daya lokal ini, menurut Tim Baharat, merupakan wujud optimalisasi kekayaan alam Indonesia. Sementara itu, aspek teknologi dalam pengolahan menjadi implementasi nyata dari keilmuan yang mereka pelajari di kampus.
Inovasi mahasiswa UMS ini sejalan dengan misi universitas yang berkomitmen mencetak akademisi berkarakter Islami, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Tim Baharat tidak hanya berhenti pada pencapaian medali emas. Mereka juga bertekad mengembangkan formulasi produk agar lebih variatif dan memiliki nilai komersial tinggi.
Dalam presentasi kompetisi, tim menyampaikan rencana jangka panjang pengembangan Baharat Yogurt Candy. Target mereka adalah memperluas jangkauan pasar hingga ke luar negeri.
“Target kami ingin dapat masuk lagi ke negara-negara yang lain. Kami tetap mengembangkan formulasi dari produknya. Dan menurut saya, kami tidak berpuas diri dengan hasil yang ada,” pungkas Sela.
Kontributor : Roselia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha