
PWMJATENG.COM, Cilacap – Suasana berbeda tampak di SMP Muhammadiyah 1 (Mutu) Plus Cilacap pada Rabu (2/10/2025). Sebanyak 803 siswa serentak menggambar motif batik di ruang kelas, teras, hingga galeri sekolah. Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Batik Nasional yang setiap tahun jatuh pada 2 Oktober.
Hari Batik Nasional diperingati untuk mengenang pengakuan UNESCO pada 2009 yang menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Manusia. Batik dinilai mencerminkan identitas, tradisi, serta nilai budaya Indonesia.
Beragam motif batik digambar oleh siswa, mulai dari Kawung, Mega Mendung, hingga corak khas Nusantara lainnya. Mereka menuangkan kreativitas di buku gambar dengan pensil dan crayon berwarna.
Salah satu siswa, Zidane Andriyansyah dari kelas 9 Bilingual, menuturkan bahwa kegiatan ini memberinya kesempatan mengenal lebih dekat kekayaan motif batik. “Menggambar motif Kawung membuat saya lebih tahu bahwa batik di Indonesia punya corak yang sangat beragam,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Mayra Sya’bani, siswi kelas 8 IT 1. Ia menilai menggambar batik bukan sekadar kegiatan seni, melainkan juga sarana melatih keterampilan. “Dengan menggambar, saya bisa mengekspresikan diri dan berkreasi dengan motif batik yang indah,” ujarnya.
Baca juga, Berita Resmi: Tanfidz Musywil II-III Majelis Tarjih PWM Jawa Tengah
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMP Mutu Plus, Milana Erliyani, menyebut kegiatan ini mampu menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya bangsa. Ia berharap generasi muda tidak hanya mengenal, tetapi juga menjaga warisan batik agar tetap lestari. “Melalui menggambar motif batik, siswa memiliki semangat untuk berkarya dan semakin mencintai batik Indonesia,” jelasnya.
Menurut Milana, batik harus dipahami bukan hanya sebagai pakaian, tetapi juga karya seni yang mengandung nilai sejarah dan filosofi. “Semoga warisan budaya ini terus berkembang dan tidak hilang ditelan zaman,” tambahnya.
Kepala Sekolah SMP Mutu Plus Cilacap, Bambang Kusmiyanto, menegaskan bahwa sekolah berkomitmen menanamkan nilai pelestarian budaya sejak dini. Ia menilai pengenalan batik kepada anak-anak bisa dimulai dari hal sederhana, seperti menggambar. “Kami ingin anak-anak semakin mengenal batik dan punya inovasi dalam menciptakan motif baru,” katanya.
Bambang juga menekankan pentingnya membangkitkan rasa bangga pada siswa terhadap budaya bangsa. “Anak-anak harus lebih mencintai budaya Indonesia dengan menjaga warisan yang kita miliki, termasuk batik,” tandasnya.
Ia menambahkan, kebanggaan itu akan tumbuh jika generasi muda terbiasa berinteraksi dengan kebudayaan. “Bangga dengan batik berarti bangga dengan Indonesia,” ucapnya.
Kontributor : Wasis
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha