AUMBerita

UMS dan BPBD Jateng Kolaborasi Wujudkan 4.500 Desa Tangguh Bencana

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyiapkan strategi besar untuk mewujudkan desa tangguh bencana. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama bidang kebencanaan pada 29 September 2025 lalu.

Direktur Reputasi, Kemitraan, dan Urusan Internasional (DRKUI) UMS, Nurgiyatna, menyampaikan kerja sama itu akan diterjemahkan dalam bentuk kegiatan nyata. Program tersebut meliputi kuliah kerja nyata, magang berdampak, hingga riset yang difokuskan pada penyelesaian persoalan kebencanaan di tingkat desa.

“Kerja sama ini membuka peluang lintas disiplin ilmu di UMS untuk turun langsung ke masyarakat. Kami optimis kontribusi UMS akan memberikan dampak nyata bagi penguatan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana,” ujar Nurgiyatna saat dihubungi Rabu (1/10).

Kasubdit Pengembangan Kemitraan Industri DRKUI UMS, Sidiq Permono Nugroho, menegaskan kerja sama itu tidak akan berhenti pada dokumen semata. Dalam waktu dekat, pihaknya segera memetakan unit-unit di kampus yang relevan agar dapat ikut terlibat sesuai kapasitas masing-masing.

“Program studi maupun pusat studi di UMS akan berkontribusi sesuai keahlian mereka. Dengan begitu, implementasi kerja sama ini dapat diukur secara jelas,” ucapnya.

Menurut Sidiq, UMS ingin terus hadir sebagai mitra strategis pemerintah dan masyarakat dalam membangun desa tangguh bencana. Ia menekankan riset, inovasi teknologi, serta pengabdian masyarakat menjadi pilar penting untuk mewujudkan masyarakat yang lebih siap, tangguh, dan sejahtera.

Baca juga, Berita Resmi: Tanfidz Musywil II-III Majelis Tarjih PWM Jawa Tengah

Dukungan juga datang dari Kepala LLDIKTI Wilayah VI, Aisyah Endah Palupi. Ia menilai kolaborasi UMS dan BPBD Jateng sebagai strategi penting yang sejalan dengan arah kebijakan Kampus Berdampak.

“Kolaborasi ini membuktikan kampus tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga terlibat langsung menyelesaikan persoalan nyata, termasuk kebencanaan,” katanya.

Aisyah menguraikan tiga nilai strategis kerja sama tersebut. Pertama, penguatan kapasitas mahasiswa dan masyarakat melalui pelatihan kebencanaan. Kedua, dukungan riset berbasis data dan sains untuk memberi rekomendasi penanggulangan bencana. Ketiga, pemberdayaan masyarakat agar memiliki kesiapan menghadapi potensi bencana.

Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, menambahkan urgensi kerja sama itu mengingat lebih dari separuh desa di Jawa Tengah masih tergolong rawan bencana. Dari total 8.000 desa, terdapat 4.500 desa masuk kategori rawan bencana, namun baru sekitar 2.000 desa yang memiliki sistem penanggulangan bencana.

“Kerja sama ini adalah langkah konkret untuk mempercepat terwujudnya desa tangguh bencana. Akademisi punya peran penting, mulai dari pemetaan digital, edukasi mitigasi bencana, hingga pengembangan teknologi tepat guna yang bisa diterapkan di desa,” jelasnya.

Bergas menekankan bahwa keterlibatan perguruan tinggi menjadi kunci dalam memperkuat sistem mitigasi bencana di tingkat lokal. Kehadiran akademisi diharapkan tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana secara berkelanjutan.

Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE